Banjir Pulau Bangka, Tambang Liar Jadi Penyebabnya

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 12 Februari 2016 05:19 WIB

Petugas dari Kecamatan membawa warga ke lokasi penampungan dengan menggunakan perahu ketika banjir di Desa Pulau Rambai, Kampar Timur, Riau, 17 Januari 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Maraknya aktivitas tambang timah ilegal yang dilakukan secara sporadis, ditambah belum dipenuhinya kewajiban para pengusaha tambang untuk melakukan reklamasi lingkungan Pasca tambang, dinilai menjadi penyebab utama terjadinya banjir besar yang melanda hampir separuh Pulau Bangka dalam kurun waktu empat hari terakhir.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Bangka Belitung Ferry Ariyanto mengatakan selain pertambangan, kerusakan lingkungan di Bangka Belitung juga disebabkan banyak faktor, seperti pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan, serta adanya pembangunan yang dilakukan masyarakat secara langsung maupun perusahaan, di daerah resapan air.

"Kegiatan tersebut telah memicu pendangkalan dan penyempitan daerah-daerah yang menjadi tempat penampungan air. Apalagi pertambangan yang dilakukan di sepanjang sungai yang semakin mempercepat proses sedimentasi," ujar Ferry kepada Tempo, Kamis, 11 Februari 2016.

Menurut Ferry, perusahaan yang masih melaksanakan kegiatan operasionalnya mempunyai kewajiban untuk melakukan reklamasi lingkungan. Reklamasi merupakan tanggung jawab lingkungan dari perusahaan atas aktivitas tambang yang dilakukan.

"Kami sudah mendesak perusahaan tambang itu untuk melakukan reklamasi. Agar tidak terjadi banjir ke depan, reklamasi harus dilakukan cepat dan tidak ditunggu-tunggu supaya realisasi perbaikan lingkungan dapat tercapai," ujar dia.

Ferry menambahkan para pengusaha dan masyarakat yang berada di luar sektor pertambangan juga harus berperan dengan melihat dan mempertimbangkan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan ketika akan membangun suatu bangunan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) Bangka Belitung Najamudin mengatakan aktivitas tambang timah ilegal di sepanjang sungai telah membuat alur sungai menyempit. Bahkan sebagian lagi susah tertutup.

"Tidak dapat dipungkiri aktivitas pertambangan terutama yang ilegal menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Alur sungai yang menyempit dan tertutup tidak mampu menahan derasnya air hingga meluap ke lokasi pemukiman dan merusak banyak infrastruktur," ujar Najamudin.

Najamudin mengatakan banyaknya lingkungan yang rusak, ditambah dengan curah hujan tinggi yang terjadi dua hari dua malam disertai gelombang pasang air laut, membuat banjir besar tak dapat dihindari.

"Sejumlah akses jalan dan jembatan terputus. Proses evakuasi dan penyelamatan masyarakat pun terlambat karena kita sulit masuk. Namun semua upaya tetap kami kerahkan membantu masyarakat," ujar dia.

Hingga Kamis pagi, menurut Najamudin, ketinggian air sudah menurun. Namun di beberapa titik ketinggian air masih tinggi. Masih sedikit warga yang sudah kembali ke rumah, masih pada bertahan di posko pengungsian," ujar dia.

SERVIO MARANDA









Berita terkait

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

9 jam lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

19 jam lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

1 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

6 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

6 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

7 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

8 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

8 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

9 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya