TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Biro Kajian Departemen DPP Partai Demokrat, Ericson Hutabarat, mengatakan partainya menolak revisi Undang-undnag Komisi Pemberantasan Korupsi karena dinilai bisa melemahkan lembaga anti rasuah itu. Bahkan Ericson mengklaim partainya menjadi pelopor untuk menolak revisi UU KPK tersebut.
“Selama 10 tahun berkuasa menjabat presiden, Susilo Bambang Yudoyono tak ada sedikit pun KPK dilemahkan. Untuk itu Presiden Joko Widodo patut mengikuti jejak seniornya terdahulu,” ujar Ericson, Kamis, 11 Februari 2016.
Ericson menambahkan, komitmen penguatan KPK itu dibawa ke dalam Partai Demokrat yang dipimpin Yudhoyono dengan membentuk Departemen KPK di partai Demokrat. Departemen KPK Partai Demokrat tersebut juga digawangi kader-kader muda yang menurutnya dididik dalam sekolah anti korupsi Partai Demokrat 1 dan 2. Dimana pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga pemberantasan korupsi tersebut.
“Di rapat Paripurna nanti akan mengintruksikan seluruh anggota DPR dari Fraksi Demokrat untuk menolak revisi UU KPK, dan masyarakat pasti tahu bagaimana komitmen beliau terhadap pemberantasan korupsi,” ujar mantan aktivis 1998 itu.
Rencana pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi sedang dilakukan anggota DPR RI melalui revisi Undang-Undang KPK. Namun upaya melakukan pelemahan tersebut mendapat penentangan berbagai khalayak masyarakat. Bahkan masyarakat mencibir partai politik yang berupaya mengembosi lembaga anti rasuah tersebut.
Sebelumnya Partai Demokrat mengubah sikap setelah Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat menandatangani draf revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam rapat pandangan mini-fraksi kemarin, Partai Demokrat menyatakan persetujuan dan ikut menandatangani draf revisi itu.
Hari ini salah satu politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menyatakan partainya menolak rancangan undang-undang ini diteruskan ke pembahasan selanjutnya. "Sangat sensitif kalau sekarang kita membicarakan revisi UU KPK. Karena itu Partai Demokrat tidak setuju untuk dibawa ke paripurna sekarang," kata Ruhut.
Ruhut mengatakan telah berkonsultasi dengan pimpinan tertinggi partai, Susilo Bambang Yudhoyono, mengenai sikap partai. "Kami menolak, Pak SBY juga menolak," kata mantan advokat itu. Ia menegaskan revisi ini masih menjadi isu sensitif di masyarakat sekarang. Apalagi menurut dia, revisi ini dianggap akan melemahkan lembaga antirasuah itu.
Sikap Partai Demokrat, menurut dia, konsisten sejak dulu menolak adanya revisi ini. Namun dalam rapat pandangan mini-fraksi kemarin politikus Demokrat, Khotibul Umam Wiranu, menyatakan partai ini menyetujui adanya revisi.
"Kami sudah melakukan istikharoh menyetujui revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK," kata Khotibul saat itu. Dari sepuluh fraksi di dalam Baleg, dalam rapat kemarin, hanya Partai Gerindra yang menolak. Sembilan lainnya menyetujui dan menandatangani draf itu.
ARIEF HIDAYAT
Berita terkait
Rencana Peleburan KPK dengan Ombudsman, IM57+ Institute: Skenario Besar sejak Revisi UU KPK
24 hari lalu
Ketua IM57+ Institute mengatakan dengan peleburan itu, KPK akan betul-betul dimusnahkan dari sisi core business-nya, yaitu penindakan.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Rutannya Sendiri, Eks Penyidik: Dampak Revisi UU KPK
55 hari lalu
Eks Penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, mendesak tersangka pungli di rutan KPK dipecat
Baca SelengkapnyaKasus Pungli di Rutan KPK, ICW: Sanksi 78 Pegawai Minta Maaf Dampak Buruk dari Revisi UU KPK
21 Februari 2024
ICW memberi tiga rekomendasi atas putusan Dewas terhadap pelaku pungli di rutan KPK.
Baca SelengkapnyaCawapres Mahfud Md Ingin Kembalikan UU KPK Lama, Begini Sejarah Terbentuknya KPK
17 Januari 2024
Pembicaraan tentang KPK telah muncul sejak era Presiden Presiden BJ Habibie. Namun baru terlaksana pada 2002 saat Pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaNapi Korupsi Juliari Batubara dkk Dapat Remisi, Begini Kata Novel Baswedan dan ICW: Kemenangan Para Koruptor
5 Januari 2024
Napi korupsi kian sering mendapatkan remisi sejak PP Nomor 99/2012 dibatalkan MA, terakhir Juliari Batubara dkk. Begini kata Novel Baswedan dan ICW.
Baca SelengkapnyaAnies Bicara Independensi KPK, Ingin Revisi UU KPK jika Jadi Presiden
12 Desember 2023
Anies Baswedan berencana merevisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK jika menang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSoal HAM Jadi Isu Debat Capres Cawapres, Ini 12 Pelanggaran HAM Berat yang Masih Ditagih ke Pemerintah
12 Desember 2023
Masalah HAM menjadi isu debat capres cawapres Pemilu 2024 hari ini. Apa saja pelanggaran HAM berat yang masih jadi pekerjaan rumah pemerintah?
Baca SelengkapnyaICW Nilai Jokowi Tak Menyangka Agus Rahardjo Buka Suara soal Intervensi KPK
4 Desember 2023
Sikap Jokowi yang justru mempertanyakan kembali maksud Agus Rahardjo menyinggung adanya intervensi KPK dinilai Presiden tak menyangka bakal dibuka.
Baca SelengkapnyaIstana Bilang Pertemuan Jokowi dengan Agus Rahardjo untuk Intervensi Kasus Tak Ada di Agenda Resmi Presiden
1 Desember 2023
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan tidak ada persamuhan Jokowi dengan eks Ketua KPK Agus Rahardjo pada 2017 dalam agenda resmi.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo Sebut Presiden Intervensi KPK Agar Hentikan Penyidikan Setya Novanto
1 Desember 2023
Menurut Agus Rahardjo, KPK mulai diintervensi oleh pemerintah sejak kasus korupsi pengadaan e-KTP pada 2017 lalu.
Baca Selengkapnya