Super Tucano Jatuh, Zulkifli Sedih
Kamis, 11 Februari 2016 14:30 WIB
INFO MPR - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyatakan kesedihannya atas jatuhnya pesawat latih tempur Super Tucano milik TNI AU di Malang, Jawa Timur pada Rabu, 10 Februari 2016. Pesawat jatuh dan menyebabkan empat korban tewas, terdiri atas dua warga sipil, pilot, dan juru mesin udara.
“Saya sedih, kok itu bisa terjadi. Pesawat semahal itu dan baru lagi kok bisa jatuh. Ini menjadi pertanyaan banyak orang, ada apa?” ucap Zulkifli dalam bincang-bincang dengan wartawan di kantornya, Kamis, 11 Februari 2016. Sebelumnya, Zulkifli menerima beberapa tamu seperti dari KAMMI, Dubes Uni Eropa, Panitia Pencak Silat Munam, dan Lembaga Pers Mahasiswa PB HMI.
Namun Zulkifli juga meminta semua pihak untuk melihat dulu apa yang menjadi penyebabnya, apakah karena kecelakaan atau karena yang lain. “Kita harus lihat dulu masalahnya, apakah kecelakaan atau apa,” katanya.
Super Tucano, yang berfungsi untuk bantuan tempur udara, memiliki kemampuan counter insurgency operation (COIN) dan close air support. Pesawat ini mengangkut senjata ringan yang berfungsi sebagai pesawat serang anti-gerilya. Pesawat tersebut berwarna dasar loreng abu-abu dengan lukisan moncong atau cocor hiu berwarna merah. Pesawat produksi Brasil ini menjalani perawatan berkala sesuai prosedur. Termasuk persediaan suku cadang yang dipasok cukup dari pabrikannya.
Pesawat produksi perusahaan Brasil, Embraer Defence System, ini jatuh saat sedang uji terbang usai pemeliharaan setelah mencapai 300 jam terbang. Dalam kontrak yang dilakukan pada tahun 2010, Indonesia memesan sebanyak 16 unit Super Tucano untuk Skadron 21. Dari 16 pesawat, baru 12 unit yang sudah dikirimkan oleh Brasil. Untuk delapan unit pesawat ini harganya mencapai US$ 143 juta.