Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Purwakarta - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menghidupkan kembali budaya lawas beras perelek. Tujuannya menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial di antara warga di wilayah terkecil, yakni rukun tetangga atau RT.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan bahwa beras pelerek adalah kegiatan yang dilakukan sejak lama. Caranya, beras dikumpulkan dengan menggunakan ruas bambu. Beras yang ditaruh di ruas bambu itu terpasang di depan tiap-tiap rumah dari keluarga mampu. Kemudian, beras diambil dan dikumpulkan oleh pengurus RT. ”Setiap hari, satu keluarga ada yang mengisi satu atau dua sendok bahkan ada yang setengah gelas,” kata Dedi.
Beras perelek tersebut kemudian dikumpulkan di ”lumbung” RT. Jika ada warga yang benar-benar tak memiliki beras, otomatis pengurus RT mengambil beras dari lumbung. Selain itu, beras di lumbung bisa dijual untuk membelikan lauk-pauknya. ”Alhasil warga miskin bisa langsung ditolong warga dan tak usah meminta bantuan lagi dari pemerintah,” kata Dedi.
Praktek subsidi beras perelek ini, Dedi mengatakan, akan tumbuh rasa tali persaudaraan yang tinggi. ”Si kaya dan si miskin pun saling menyayangi dan saling menghormati satu sama lain.”
Menurut Dedi, pemberlakuan program beras perelek yang merupakan warisan budaya, kini kembali dilakukan. Pemerintah kabupaten sudah menginstruksikan seluruh kepala desa dan RT melalui SMS center untuk merealisasikan program beras perelek ini. ”Bila perlu, saya keluarkan peraturan bupati,” ujar Dedi.
Agar transparan dan akuntabel, kata Dedi, setiap RT membuat laporan pertanggungjawaban hasil pengumpulan beras perelek dalam catatan atau buku harian. ”Nanti, pihak kabupaten akan mendatanya dalam bentuk elektronik, e-perelek,” kata Dedi
Menanggapi program ini, Kepala Desa Cijunti Toha mengapresiasi instruksi Bupati Dedi. ”Kami menyambut baik program ini. Sebab, tujuannya sangat mulia yakni membantu si miskin,” katanya.
Menurut Toha, dihidupkan kembali program beras perelek akan menggugah empati para warga yang sudah tua yang dulu sudah terbiasa melakukan kegiatan sosial ini. Dia pun yakin warga antusias menyambut program beras perelek ini.
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
26 hari lalu
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.