50 Tahun Masjid Jogokariyan, Konsisten Perangi Paham Radikal

Reporter

Minggu, 31 Januari 2016 15:47 WIB

Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya berebut bagian dari gunungan di depan masjid gedhe Yogyakarta. TEMPO/Hand Wahyu

TEMPO.CO, Yogyakarta - Masjid Jogokariyan, salah satu tempat ibadah umat muslim ternama di Kota Yogyakarta, merayakan hari jadinya ke 50, Minggu (31/1).


Masjid yang berada di kampung Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron itu, dalam usia matangnya, menyatakan diri menjadi salah satu pusat peradaban Islam yang tak meninggalkan tradisi lokal, serta konsisten memerangi segala bentuk tumbuhnya paham radikalisme yang makin marak belakangan ini. "Militansi umat kami arahkan untuk menolong sesama yang berkekurangan agar jangan terjebak pada arah radikal," ujar Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, HM. Jazir, kepada Tempo, di sela acara yang dihadiri Kementerian Agama, Bupati Kulonprogo dan Walikota Yogyakarta.


Untuk mewadahi ekspresi militansi jamaahnya, pengurus Masjid Jogokariyan memperbanyak program kegiatan. Khususnya bidang pendidikan dan kesehatan. Dalam ulang tahunnya itu, pengurus masjid turut meresmikan pusat studi kajian Islam. "Pusat kajian ini untuk menghidupkan tradisi Jawa yang juga berbasis nilai keislaman yang baik," ujarnya. Di antaranya, dialog keberagaman, kepekaaan sosial, dan program kemanusiaan.


Jazir yang juga Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia Yogyakarta itu, menambahkan masjid di era modern seharusnya memiliki peran menjaga lestarinya kearifan lokal seperti yang dilakukan rasullulah Nabi Muhammad.


Dia mencontohkan, di masa lalu, para pengurus Masjid Jogokariyan, saat hari pasaran Pahing, penanggalan Jawa, senantiasa ramai menyediakan air kendi di pinggir jalan. Sebab saat hari Pahing, para pedagang sapi asal Imogiri Bantul, akan berjalan kaki melintas, menjual ternak sapinya ke Pasar Pakuncen."Sekarang bentuk kepedulian itu kami wujudkan dengan membangun instalasi air minum di daerah-daerah terkering seperti Kulon Progo dan Temanggung, Jawa Tengah," ujar Jazir.


Advertising
Advertising

Pada saat ulang tahun ke 50 nya itu, Masjid Jogokariyan menandatangani nota kerjasama dengan lembaga donatur zakat asal Jawa Timur Al Falah. Jazir menambahkan, kearifan lokal yang ditumbuhkan di Jogokariyan, mengadopsi tradisi lolak seperti lumbung masjid.


Sebuah program semacam jimpitan (pungutan ronda) dengan menghimpun zakat beras sekedarnya dari warga), disumbangkan pada warga miskin agar tak kelaparan."Lebih baik memiliki masjid yang sederhana, namun bisa berbuat bagi banyak jamaah. Daripada masjid megah tapi ditinggalkan jamaahnya karena tak berbuat apa-apa," ujarnya.


Menurut Jazir, dia tak pernah membiarkan pengurus masjid meminta-minta sumbangan warga sekitar. "Masjid jangan sampai menggantungkan hidup dari masyarakat, justru sebaliknya agar tak membebani," ujarnya.


Sebagai salah satu penopang kemandirian geraknya, Masjid Jogokariyan mengembangkan penginapan yang mengadopsi potensi wisata Yogya yang selalu ramai turis saat liburan. "Pemasukan dari penginapan ini, disalurkan untuk berbagai keperluan seperti beasiswa warga tak mampu, bahkan sampai mereka bisa kuliah," kata dia.


Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengapresiasi gerakan kampanye kemanusiaan dalam bentuk nyata yang digencarkan Masjid Jogokariyan. Dia mengakui jika daerah terpencil seperti Kulonprogo, di Kecamatan Samigaluh dan Kokap, saat musim kering bahkan hujan, selalu kekurangan air bersih karena di dataran tinggi tandus."Kalau semua masjid seperti Jogokariyan mungkin pemerintah daerah nggak perlu kerja lagi," ujarnya sambil bercanda.


Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama, Machasin, yang mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin, menuturkan untuk menekan berkembangnya paham radikal pengurus masjid merupakan garda terdepan. "Kami juga melakukan registrasi pada 750 masjid di Indonesia dan rumah ibadah lain untuk mendeteksi dini perkembangan paham radikal itu," ujarnya.


Registrasi rumah ibadah ini untuk masjid sudah mencapai 30 persen dan gereja katolik 50 persen dari total jumlah 132 geereja. "Tujuan utamanya bukan monitoring paham radikal. Tapi membantu kebutuhan," ujarnya. PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

28 hari lalu

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, menjalankan rangkaian Safari Ramadhan dengan menyampaikan hibah untuk Rumah Ibadah

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

35 hari lalu

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

Masjid mengusung konsep dan tema Green Architecture

Baca Selengkapnya

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

28 Januari 2024

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

Kampanye di Sumalungun, Sumater Utara, Mahfud MD janjikan akan permudah pendirian rumah ibadah, hingga buka 17 juta lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Kompleks Kerohanian UGM Diresmikan, Ada Rumah Ibadah Enam Agama

20 Desember 2023

Kompleks Kerohanian UGM Diresmikan, Ada Rumah Ibadah Enam Agama

Kompleks fasilitas kerohanian di lingkungan kampus UGM itu memiliki rumah ibadah enam agama.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Cari Solusi Izin Mendirikan Rumah Ibadah, Bagaimana Prosedur Mengajukannya Sekarang?

2 Desember 2023

Ganjar Janji Cari Solusi Izin Mendirikan Rumah Ibadah, Bagaimana Prosedur Mengajukannya Sekarang?

Ganjar janji mencarikan solusi terkait izin mendirikan rumah ibadah. Bagaimana cara dan syarat izin mengajukannya saat ini?

Baca Selengkapnya

Kantor Kemenag Bisa Jadi Tempat Ibadah, Ini Syarat dan Ketentuannya

24 November 2023

Kantor Kemenag Bisa Jadi Tempat Ibadah, Ini Syarat dan Ketentuannya

Pemanfaatan Kantor Kemenag sebagai rumah ibadat sementara berlaku selama 3 (tiga) bulan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Agraria Pastikan Tidak Ada Diskriminasi di Sertifikasi Rumah Ibadah

21 September 2023

Kementerian Agraria Pastikan Tidak Ada Diskriminasi di Sertifikasi Rumah Ibadah

Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni memastikan sertifikasi rumah ibadah tanpa diskriminasi.

Baca Selengkapnya

Kantongi SKTL Kemenag, Pengurus Kapel Cinere Sebut Wali Kota Depok Masih Mengambang.

21 September 2023

Kantongi SKTL Kemenag, Pengurus Kapel Cinere Sebut Wali Kota Depok Masih Mengambang.

Pengurus kapel Cinere mengatakan Wali Kota Depok Mohammad Idris belum bilang silakan beribadah.

Baca Selengkapnya

Penggerudukan Kapel di Cinere, Ini Penjelasan Wali Kota Depok

20 September 2023

Penggerudukan Kapel di Cinere, Ini Penjelasan Wali Kota Depok

Mohammad Indris mengatakan, ada salah persepsi yang perlu diluruskan dalam masalah kapel di Cinere itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Dalami Pemicu Penggerudukan Kapel di Cinere Depok

18 September 2023

Polisi Dalami Pemicu Penggerudukan Kapel di Cinere Depok

Pemkot Depok yang memiliki kewenangan memberikan izin Kapel Bukit Cinere itu.

Baca Selengkapnya