Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang bersiap mengikuti uji makalah bersama Komisi III DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 4 Desember 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang mewanti-wanti peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar agar tak bermain politik uang. Dia bahkan mengaku sudah mencium adanya rencana praktek kotor dalam forum tersebut.
"Kami sudah melihat sinyal itu cukup kencang, bahkan angka yang beredar juga besar," katanya di gedung KPK, Jumat, 29 Januari 2016.
Dia meminta calon yang bersaing menggunakan cara yang santun. Walaupun mengaku sudah mendengar adanya potensi politik uang, Saut enggan menjelaskan siapa aktor serta jumlah uang yang beredar tersebut. "Data intelijen kan tak bisa dipublikasi."
Sebaliknya, jika praktek politik uang itu benar-benar terjadi dalam munaslub, Saut mengatakan KPK tak akan segan mengambil tindakan tegas. "Kami imbau agar bersaing dengan sehat, kalau tidak, akan kami tangkepin semua," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono, mengusulkan agar munaslub partainya diawasi KPK. Hal ini diperlukan agar forum tersebut benar-benar menghasilkan ketua umum yang bebas dari politik uang. Usul itu juga didukung Generasi Muda Partai Golkar. Bahkan mereka sepakat melibatkan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan.
Dua kubu Golkar yang berseteru akhirnya sepakat menggelar munaslub. Semua Ketua Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I setuju bahwa munaslub harus diselenggarakan paling lambat Juni 2016.