TEMPO Interaktif, Jakarta: Anggota Forum Bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah asal Aceh, Ferry Mursyidan Baldan, mengatakan laporan Badan Intelijen Negara (BIN) soal Gerakan Aceh Merdeka (GAM) harusnya disertai fakta. "Kalau tidak berupa fakta, susah dipercaya," kata Ferry di Gedung MPR/DPR Jakarta, Selasa (14/2). Soal calon independen yang dianggap BIN sebagai sarana bagi GAM mencari posisi strategis, Ferry mengatakan penilaian itu belebihan. "Calon independen tidak hanya eksplisit untuk bekas anggota GAM tapi juga orang lain," kata politikus Partai Golongan Karya itu. Menurut Ferry fraksinya akan tetap memperjuangkan calon independen dalam pembahasan rancangan undang-undanga pemerintahan Aceh. Dari dokumen yang diterima Tempo, BIN menilai nota kesepahaman antara pemerintah dengan GAM hanya menjadi sasaran sementara untuk mencapai Aceh merdeka. BIN juga menilai GAM menuntut ada partai lokal dan calon independen untuk merebut posisi strategis di Aceh yang berujung pada kemerdekaan bumi Serambi Mekah itu.Ferry mengatakan nota kesepahaman pada dasarnya merupakan sikap saling percaya antara pemerintah dengan GAM. Menurut dia, nota kesepahaman itu bertujuan mengakhiri upaya-upaya separatisme di Aceh. Kalau sampai ada pihak yang tidak konsisten pada kesepakatan itu, kata Ferry, sama saja mencederai nota kesepahaman. "Sikap tidak konsisten itu bisa disampaikan pada Aceh Monitoring Mission," katanya. ST Pramono