Duta Besar Jerman untuk Indonesia, George Witschel, berjas dan memakai iket atau ikat kepala khas Sunda, menerima sebuah wayang golek sebagai cenderamata dari Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, ketika berkunjung ke Purwakarta, 14 Januari 2016. TEMPO/Nanang Sutisna
TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menantang kaum waria yang biasa mangkal di stasiun kereta api Purwakarta untuk menjadi petugas pemadam kebakaran atau anggota Satuan Pamong Praja (Satpol PP). Namun Dedi menyodorkan persyaratan yang harus dilalui kaum transgender tersebut. "Mereka harus menjadi pria sejati dulu," ujanya, Selasa, 20 Januari 2016.
Untuk mengembalikan waria menjadi lelaki, Dedi meminta Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Purwakarta melakukan terapi penyembuhannya. "Kami tantang MUI untuk memulihkan kembali kodrat kewariaan mereka ke laki-laki sejati," ujarnya.
Menurut Dedi, para waria yang selama ini biasa mangkal di stasiun kereta api Purwakarta itu, sulit dibina. Pihaknya sudah beberapa kali memberi solusi pekerjaan. Mereka masih sering mengganggu keamanan dan kenyamanan para calon penumpang kereta.
Berbeda dengan waria lainnya yang mangkal di jalanan. Setelah dibina dan diberi keterampilan, mereka bekerja sebagai pegawai salon atau membuka usaha salon sendiri.
Ketua MUI Kabupaten Purwakarta KH Abun Bunyamin menyatakan, siap membantu memberikan terapi kepada waria agar menjadi lelaki. "Insya Allah kami siap," ujarnya.
Abun mengungkapkan, mendekati waria harus dilakukan dengan cara yang persuasif dan agamis. "Kami akan memberikan sentuhan-sentuhan kasih sayang agar mereka kembali ke jalan yang lurus," katanya.