Mendikbud Anies Baswedan mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 17 Juni 2015. Rapat tersebut membahas perkembangan evaluasi kurikulum 2013 dan isu-isu terkait pendidikan dasar dan menengah. ANTARA/Sigid Kurniawan
TEMPO.CO, Magetan - Jumlah sekolah yang akan menerapkan kurikulum baru atau Kurikulum 2013 bertambah menjadi sebanyak 25 persen pada tahun ini. Kurikulum baru itu juga mengalami koreksi yang termutakhir.
"Sudah dikoreksi dan akan ada tambahan 19 persen sekolah penggunanya," kata Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, saat mengunjungi perajin gamelan di Desa Kauman, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sabtu petang, 16 Januari 2016.
Anies melanjutkan, pemerintah telah membekali 2,9 juta guru melalui uji kompetensi untuk tambahan sekolah pengguna tahun ini. Uji tidak seluruhnya melalui tatap muka tapi disebutkannya ada yang belajar mandiri melalui pelatihan secara online.
Nantinya, Anies menambahkan, setiap pendidik diwajibkan memiliki catatan pengembangan dirinya masing-masing. "Apa yang perlu ditambah, apa yang dianggap sudah cukup lalu pengembangan dirinya menggunakan apa."
Menurut Anis, meningkatnya kompetensi guru menjadi faktor penting dalam menunjang penerapan Kurikulum 2013. "Kalau kurikulum digonta-ganti tapi kualitas guru tidak meningkat maka tidak akan banyak bedanya," ujar dia.
Selain peningkatan kualitas guru, penyesuaian teks buku pelajaran yang akan digunakan di sekolah untuk kegiatan belajar dan mengajar juga tengah disiapkan. Pada Februari mendatang buku tersebut bakal dikirim ke sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran baru Juli 2015.
Buku yang bakal dikirim itu terdiri dari 377 judul untuk pelajaran kelas I hingga XII yang mengalami revisi. Setiap buku juga mengalami perubahan yang berbeda. Untuk buku pelajaran matematika kelas XII, misalnya, direvisi hingga hampir 100 persen.