TEMPO Interaktif, Solo: Majelis Mujahiddin Indonesia menolak peratifikasian Konvensi Internasional tentang terorisme sebelum ada kejelasan mengenai defenisi terorisme. Menurut Ketua Divisi Informasi dan Data MMI, Fauzan Al Anshori definisi terorisme yang berlaku selama ini adalah definisi yang mengacu pada kemauan Amerika Serikat sebagai panglima The Global War on Terorrism. "Akan terjadi perburuan besar-besaran terhadap aktivis muslim," kata Fauzan hari ini.Menurut Fauzan, ketidakjelasan definisi terorisme tersebut membuat terjadinya pendiskriminasian antara pelaku peledakan bom yang satu dengan yang lain. Dia mengatakan tuduhan teroris selama ini hanya diberikan kepada aktivisi muslim, sementara dari kelompok lain yang sama-sama juga melakukan pengeboman hanya dianggap sebagai kriminal biasa. "Pelaku bom KPU, Tentena dan Riau kan tidak dianggap sebagai aksi terorisme, padahal materinya sama, meledakkan bom," tukasnya.Fauzan menuding konvensi yang dimintakan oleh Kapolri Jenderal Sutanto dan Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar agar DPR menjadikan undang-undang tersebut tidak lain adalah Patriot Act yang berlaku di Amerika Serikat. Karenanya, lanjut Fauzan, tidak mengherankan bila definisi terorisme pun merupakan definisi yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat. "Definisi itu sepihak, padahal teror bisa dilakukan oleh negara juga," ujarnya.Imron Rosyid