Bom Sarinah, Jejak Dalang Serangan Jakarta Bahrun Naim  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 16 Januari 2016 07:19 WIB

Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim. ANTARA/DOK SOLOPOS/Dwi Prasetya

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Indonesia telah mengumumkan Bahrun Naim sebagai dalang serangan teror bom di kawasan Thamrin, Jakarta, yang menewaskan tujuh orang dan melukai 23 lainnya. Pengamat terorisme Sidney Jones, dalam surat elektroniknya kepada Tempo kemarin, menyebut Bahrun dan kelompoknya sebagai, “Mereka yang berpikir lebih luas.”

Dibanding kelompok-kelompok lain yang masih berpola pikir konvensional, kata Ketua Institute for Policy Analysis of Conflict itu, kelompok Bahrun sangat sadar teknologi. Jones memberi contoh blog Bahrun yang memuji serangan di Paris, jauh hari sebelum serangan teror Thamrin.

“Pembacanya bukan sesama milisi di Suriah, mereka terlalu sibuk. Ia jelas mengincar calon teroris di Jawa,” demikian ditulis oleh Jones, yang tengah berada di Singapura.

Pria yang dianggap berambisi menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara itu pernah memiliki usaha warung Internet di Solo sebelum pergi ke Raqqa, Suriah, yang dikenal sebagai “ibu kota” ISIS. Ia menjalankan bisnis warnet dua tahun setelah menamatkan pendidikan D3 Teknik Komputer di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Menurut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FMIPA UNS Sugiarto, hingga lulus pada 2005, nilai pria yang memiliki nama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo ini biasa saja.

Saat memulai usaha inilah, kedekatan pria kelahiran Pekalongan 33 tahun silam itu dengan jaringan teror mulai terbangun. September 2008, Bahrun tercatat sempat bergabung dengan Jamaah Ansharut Tauhid. Dia juga disebut terafiliasi dengan Abdullah Sunata, yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Klaten, Jawa Tengah, pada 2011.

Dia kemudian bertemu dengan Purnomo Putro, yang menitipkan 533 butir peluru senjata laras panjang, 32 butir peluru 9 milimeter, dan 1 buah sarung senjata api jenis pistol. Purnomo merupakan buron kasus terorisme yang diduga masuk dalam jaringan Cirebon.

Bahrun ditangkap Densus 88 atas tuduhan pemilikan senjata ilegal pada 2010. Pengadilan Negeri Surakarta kemudian memvonisnya 2,5 tahun penjara.

Bahrun berangkat ke Suriah pada awal 2015. Ia mengajak dua istrinya dan anak-anaknya. Istri mudanya merupakan mahasiswi semester akhir di sebuah kampus swasta di Sukoharjo. Orang tua Siti Lestari, perempuan asal Demak itu, sempat berkeberatan atas niat Bahrun memperistri anak mereka karena dia telah berkeluarga. Siti kemudian menghilang pada Januari 2015.

Ihwal perjalanannya ke Suriah dituliskan Bahrun dalam blognya yang aktif selama setahun terakhir. Lewat blognya tertanggal 12 Juli 2015, ia menceritakan harus menyuap oknum imigrasi untuk memperoleh paspor dan mengacak sistem imigrasi Indonesia dan Turki untuk memperoleh visa. Ia juga menjadikan anak bungsunya sebagai “senjata” untuk lolos pemeriksaan petugas imigrasi bandara.

Kepada Reuters yang menghubunginya melalui aplikasi Telegram pada 24 November lalu, Bahrun mengaku sangat bahagia di Suriah dan tidak berniat kembali ke Indonesia. “Sangat menyenangkan tinggal di Suriah. Listrik, akomodasi, dan air gratis. Barang-barangnya juga lebih murah daripada di Indonesia.”

Sementara itu, pengamat terorisme Nasir Abbas mengatakan pelaku teror di Thamrin merupakan jaringan yang sudah lama terorganisasi. Bahrun Naim dan Afif alias Sunakim berhubungan dengan Tauhid Wal Jihad. "Aman Abdurrahman adalah pencetus atau ideologinya. Mereka membaiat Bahrun Naim," ujarnya kemarin. Dalam pengamatan Nasir, Bahrun sebelumnya berasal dari jaringan kelompok Hisbah. "Intinya, semua masih dalam satu jaringan."

Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim, Mahendradata, ragu ihwal keterkaitan Bahrun, mantan kliennya, dengan Afif alias Sunakim. Sebab, Afif yang sempat berlatih militer di Aceh sama sekali tak terkoneksi dengan Bahrun, yang sejak semula dikaitkan dengan jaringan Poso. “Polisi jangan asal menganalisis,” ujarnya.

AHMAD ROFIQ | REUTERS | TIM TEMPO





Berita terkait

Rekomendasi 5 Film yang Diangkat dari Kisah Nyata di Indonesia

20 Oktober 2023

Rekomendasi 5 Film yang Diangkat dari Kisah Nyata di Indonesia

Selain Tragedi Bintaro, ini peristiwa Indonesia lainnya yang diadaptasi menjadi film sebagai kisah nyata (true story).

Baca Selengkapnya

Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

15 Februari 2023

Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

Ferdy Sambo divonis hukuman mati. Ia tercatat pernah menangani beberapa kasus antara lain KM 50, kebakaran gedung Kejaksaan Agung, Djoko Tjandra.

Baca Selengkapnya

Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

15 Januari 2023

Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

Tujuh tahun berlalu sejak terjadinya tragedi bom Sarinah yang menewaskan 7 orang di kawasan Sarinah, Jakarta. Ada nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

15 Januari 2023

7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

Tujuh tahun lalu, 14 Januari 2016, di siang bolong terjadi teror di pusat Kota Jakarta, dikenal sebagai bom Sarinah. Ini kilas baliknya.

Baca Selengkapnya

77 Tahun Brimob Polri, Begini Rekam Jejak Anang Revandako Dankor Brimob Polri Saat ini

16 November 2022

77 Tahun Brimob Polri, Begini Rekam Jejak Anang Revandako Dankor Brimob Polri Saat ini

Anang Revandako bukanlah sosok baru di Brimob Polri. Begini rekam jejak Dankor Brimob ini hingga kini memimpin satuan tertua Polri.

Baca Selengkapnya

Tangga Karier Ferdy Sambo, Turut Tangani Kasus Bom Sarinah 6 Tahun Lalu

12 Agustus 2022

Tangga Karier Ferdy Sambo, Turut Tangani Kasus Bom Sarinah 6 Tahun Lalu

Irjen Pol Ferdy Sambo tersangka kasus pembunuhan Brigadir J. Saat berpangkat AKBP ia turut menangani kasus bom Sarinah pada januari 2016.

Baca Selengkapnya

Brandon, Anjing Pelacak Bom Thamrin Bertugas Di Formula E Jakarta

4 Juni 2022

Brandon, Anjing Pelacak Bom Thamrin Bertugas Di Formula E Jakarta

Brandon, anjing pelacak bahan peledak bertugas di Formula E. Dulu dia pernah ditugaskan untuk melacak bom di Jalan M.H. Thamrin.

Baca Selengkapnya

Refly Harun Buka Suara Soal Podcast Rizal Afif yang Disebut Mantan Napi Teroris

16 Mei 2022

Refly Harun Buka Suara Soal Podcast Rizal Afif yang Disebut Mantan Napi Teroris

Refly Harun mengaku dikenalkan dengan Abbi Rizal Afif oleh ustad Dewa Putu Adhi, mantan gitaris band di Bali.

Baca Selengkapnya

Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

28 Maret 2021

Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

Publik kembali dikejutkan dengan bom Gereja Katedral Makassar. Setidaknya sejak 2016 lalu serangkaian bom bunuh diri terjadi di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

8 Mei 2020

Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

McDonald's Sarinah, yang mulai beroperasi sejak 1991, bakal tutup pada 10 Mei 2020. Menjadi saksi bisu teror bom Thamrin dan kerusuhan 22 Mei 2019.

Baca Selengkapnya