Amerika Kucurkan Rp 634 Miliar untuk Proyek Hutan dan Gambut

Reporter

Sabtu, 9 Januari 2016 04:34 WIB

Personel TNI dibantu relawan memadamkan kebakaran lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 8 September 2015. Jumlah titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera mulai menurun. Satelit Tera dan Aqua hanya memantau 39 titik panas di wilayah tersebut. Jauh lebih kecil dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 413 titik. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Palangkaraya - United State Amerika Agency for International Development (USAID) akan mengucurkan dana US$ 47 juta atau sekitar Rp 634 miliar selama lima tahun untuk proyek Lestari.

Ini adalah proyek kerja sama USAID dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Indonesia dalam pengelolaan tanah dan pengelolaan air pada kawasan hutan dan lahan gambut di Indonesia.

"Kami sangat cemas lingkungan ini, kekayaan alam ini sedang terancam kebakaran hutan, asap, perburuan ilegal dan penebangan ilegal banyak terjadi," kata Embassy Deputy Chief of Mission Amerika Serikat Brian McFeeters di Kantor Gubernur Kalimantang Tengah, Palangkaraya, Jumat 8 Januari 2016.

Ia mengatakan melalui program bernama Lestari, Amerika Serikat melalui USAID akan melakukan serangkaian kegiatan pelatihan dan pengelolaan hutan secara baik.

Selain itu Lestari juga akan melakukan penyuluhan, penanganan dan antisipasi kebakaran hutan di tiga provinsi di Indonesia antara lain Aceh, Kalimantan Tengah dan Papua. Brian menyampaikan kerja sama ini dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian hutan beserta segala kekayaan flora dan faunanya demi menjaga tingkat emisi gas karbon.

Selama dua hari, Brian bersama dengan tim USAID yang dipimpin oleh Direktur USAID Indonesia Andrew Sisson dan juga World Widelife Fund (WWF) melakukan kunjungan ke Kawasan Taman Nasional Sebangau, Kanal Tumbang Nusa di Kabupaten Pulang Pisau, Kanal ex PLG di Kabupaten Pulang Pisau dan perkebunan karet milik warga Kabupaten Pulang Pisau yang berhasil selamat dari kebakaran hutan 2015 lalu.

Pada kegiatan ini, tim USAID dan Perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia melihat langsung bagaimana keberadaan kanal-kanal buatan menyebabkan air dari tanah gambut keluar dan mengalir menuju sungai.

USAID melalui program Lestari akan melakukan serangkaian perbaikan dan memberikan masukan kepada pemerintah setempat mengenai penanganan hutan dan lahan gambut tanpa menyebabkan efek buruk masa depan.

MAYA NAWANGWULANH


Berita terkait

Menyentuh 3,45 Meter, Banjir di Kalimantan Tengah Berangsur Surut

52 hari lalu

Menyentuh 3,45 Meter, Banjir di Kalimantan Tengah Berangsur Surut

Banjir di Kabupaten Barito Selatan mencapai 3,45 meter. Pemerintah Kota Palangkaraya mulai memberi bantuan kepada warga korban banjir.

Baca Selengkapnya

Perhutani dan United Tractors Bekerja Sama Rehabilitasi Hutan

5 Maret 2023

Perhutani dan United Tractors Bekerja Sama Rehabilitasi Hutan

Perum Perhutani bekerja sama dengan PT United Tractors tbk mendukung rehabilitasi dan pemanfaatan hutan.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Unik Palangka Raya: Sempat Jadi Kandidat Ibu Kota Negara

23 Oktober 2022

Fakta-fakta Unik Palangka Raya: Sempat Jadi Kandidat Ibu Kota Negara

Kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah menyimpan sejumlah fakta-fakta unik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan 30 Rumah Persemaian Rampung di 2025

10 Juni 2022

Jokowi Targetkan 30 Rumah Persemaian Rampung di 2025

Jokowi menjelaskan, bibit pohon dari nursery bakal ditanam di daerah yang sering longsor. Seperti misalnya daerah aliran sungai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pastikan Pembangunan IKN Diawali dengan Rehabilitasi Hutan

14 Maret 2022

Jokowi Pastikan Pembangunan IKN Diawali dengan Rehabilitasi Hutan

Jokowi mengatakan bibit pohon untuk rehabilitasi bakal diambil dari tempat persemaian yang terletak di Desa Mentawir, Penajam Paser Utara, Kaltim

Baca Selengkapnya

Citilink Buka Rute Baru ke Palu, Ambon, dan Palangkaraya, Simak Jadwalnya

2 September 2021

Citilink Buka Rute Baru ke Palu, Ambon, dan Palangkaraya, Simak Jadwalnya

Maskapai penerbangan Citilink Indonesia membuka rute anyar ke tiga kota sekaligus, yakni Palu, Ambon, dan Palangkaraya, mulai Rabu, 2 September 2021.

Baca Selengkapnya

Pulau Papagarang: Menanam Kedondong, Menuai Mata Air

17 Juni 2021

Pulau Papagarang: Menanam Kedondong, Menuai Mata Air

Pulau Papagarang masuk kawasan konservasi Taman Nasional Komodo (TNK) tapi namanya tenggelam di antara pamor Pulau Padar, Rinca dan Komodo.

Baca Selengkapnya

Harga Cabai Rawit di Palangkaraya Melambung Rp 130 Ribu per Kg

1 Maret 2021

Harga Cabai Rawit di Palangkaraya Melambung Rp 130 Ribu per Kg

Harga cabai rawit di Palangkaraya terus mengalami kenaikan, kini mencapai Rp 130 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Luhut: Jangan Tebang Hutan karena Salah Satu Sumber Persediaan Air

19 Februari 2021

Luhut: Jangan Tebang Hutan karena Salah Satu Sumber Persediaan Air

Menteri Luhut Pandjaitan meminta warga tak menebang hutan untuk mencegah kekeringan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Gubernur Kalsel Intervensi Rehabilitasi Hutan Cegah Banjir Terulang

18 Februari 2021

Jokowi Minta Gubernur Kalsel Intervensi Rehabilitasi Hutan Cegah Banjir Terulang

Jokowi meminta Gubernur dan para Bupati/Wali Kota di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk melakukan intervensi terhadap rehabilitasi hutan

Baca Selengkapnya