TEMPO.CO, Jakarta - Akibat ditutupnya Bandara Juanda, Surabaya, sejumlah pemudik asal Jawa Timur batal merayakan Idul Fitri bersama keluarga di Kampung Halaman. Salah satunya Fanny, 31 tahun, pemuda asal Pasuruan, Jawa Timur.
Jadwal penerbangan Garuda Indonesia pukul 13.00 hari Kamis, 16 Juli 2015, seharusnya bisa mengatarkan Fanny ke Jawa Timur untuk salat Id bersama keluarga, namun tahun ini ia merayakan Idul Fitri sendiri di kamar kosnya.
Fanny yang bekerja sebagai komikus di Jakarta mengaku sudah menantikan momen ini untuk bertemu dengan ibu dan adik-adiknya di kampung halaman. "Sudah ditunggu Ibu, tapi ya mau gimana lagi kalau tidak bisa terbang," kata Fanny saat ditemui Tempo di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Fanny hanyalah satu dari ribuan pemudik yang gagal terbang. Di Bandara Soekarno-Hatta, ratusan penumpang di Terminal 1 dan 2 terlihat kecewa menanti kepastian apakah mereka dapat melaksanakan salat Id bersama keluarga di kampung halaman. "Masih nunggu Bandara Juanda aman, dan reschedule penerbangannya," kata Fanny.
Hingga malam takbiran, Fanny masih menunggu kepastian dari pihak Garuda Indonesia. Namun ia akhirnya menyerah dan memutuskan untuk me-refund tiketnya saja. Fanny akhirnya kembali ke rumah kosnya dengan rasa kecewa. "Ya namanya juga bencana alam. Ibu juga sudah dikabari dan mengerti, tidak apa-apa," kata Fanny saat dihubungi Jumat, 17 Juli 2015.
Setiap 1 Syawal, Fanny selalu melaksanakan salat Id di kampung halaman, lalu dilanjutkan dengan kumpul bersama keluarga besar. Dia selalu merindu kegiatannya saat Lebaran semisal membagi duit ke keponakan-keponakan yang masih kecil. Pun Fanny merindu makanan khas Jawa Timur seperti rujak cingur, sego bebek, dan lontong kupang.
Tahun ini menjadi kali pertama ia merayakan Idul Fitri sendiri. Di saat teman-temannya merayakan Idul Fitri bersama keluarga mereka, Fanny yang mengaku masih melajang ini hanya dapat berharap bertemu keluarganya dalam waktu dekat. "Sekarang ya Lebaran sendiri dulu, jalan-jalan mumpung liburan. Mungkin akhir tahun pulang, sekalian menghadiri kawinan adik," kata Fanny.
NIBRAS NADA
Berita terkait
3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung
8 hari lalu
Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.
Baca SelengkapnyaSekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung
8 hari lalu
Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaTerkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah
12 hari lalu
Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaSeluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan
15 hari lalu
Seluruh aktivitas penerbangan pesawat Wings Air rute Ternate - Manado PP pada Kamis tidak dioperasikan pasca Gunung Raung erupsi.
Baca SelengkapnyaPerkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa
31 Desember 2022
Perkebunan Glenmore tempat mereka bekerja itu berada di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaBeji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung
22 Desember 2022
Beji Antaboga dapat ditempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaStatus Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya
29 Juli 2022
Badan Geologi akhirnya menaikkan status aktivitas Gunung Raung di Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada hari ini, Jumat 29 Juli 2022.
Baca SelengkapnyaBerstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi
28 Juli 2022
Erupsi Gunung Raung bukan disebabkan aktivitas pergerakan magma.
Baca Selengkapnya5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang
13 Juni 2022
Lima destinasi wisata alam ini sering menjadi lokasi olahraga paralayang. Di mana saja?
Baca SelengkapnyaGunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak
10 Agustus 2021
Gunung Raung alias Rawon merupakan gunung api strato berkaldera setinggi 3.332 meter dari permukaan laut.
Baca Selengkapnya