Anglingkusumo Tetap Emoh Akui Jumenengan Paku Alam X

Reporter

Rabu, 6 Januari 2016 18:57 WIB

KPH Anglingkusumo. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Keluarga dari Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Anglingkusumo tetap menolak jumenengan atau penobatan keponakannya, Kamis 7 Januari 2016. Prosesi penobatan anak tertua dari almarhum Paku Alam IX, Raden Mas Wijoseno Hario Bimo yang bergelar pangeran pati Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X akan berlangsung pada pagi hari.

Penolakan Anglingkusumo lantaran Suryodilogo dianggap tidak memenuhi persyaratan krusial sebagai Paku Alam. Pernyataan tersebut dikemukakan di hadapan media massa satu hari menjelang penobatan yang akan digelar Kamis esok. Anglingkusumo adalah saudara Paku Alam IX yang menobatkan diri menjadi KGPAA Paku Alam IX Al Haj.

“Salah satu kriteria menjadi Paku Alam adalah harus anak kandung yang dilahirkan dalam ikatan pernikahan yang sah,” kata menantu Anglingkusumo, KPG Wiroyudho di Crystal Lotus Hotel di Sleman, Rabu, 6 Januari 2016.

Wiroyudha pun membeberkan catatan yang menjadi bukti-buktinya. Bahwa Paku Alam IX yang mempunyai nama kecil Bendara Raden Mas (BRM) Ambarkusumo adalah anak dari Paku Alam VIII. Dia menikah dengan Koesumarsini binti Hardjoprawiro pada 27 Februari 1963. Namun anaknya, Suryodilogo lahir pada 15 Desember 1962. Menurut Wiroyudho, tidak heran apabila masyarakat kemudian mempertanyakan. “Tunggu saja nanti. Kami akan sampaikan faktanya pada saat yang tepat,” kata Wiroyudho.

Nantinya, Anglingkusumo yang juga saudara tiri Ambarkusumo, melalui tim hukumnya akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum berupa gugatan perdata dan pidana. Namun mereka membantah proses hukum tersebut untuk membatalkan penobatan.

“Kalau kami minta dibatalkan, berarti kami mengakui penobatannya. Padahal tidak pernah kami akui,” kata Wirayudha.

Kuasa hukum keluarga Anglingkusumo, Wilmar Sitorus, menambahkan gugatan pidana dan perdata bukan semata-mata untuk membatalkan jumenengan. Namun, lantaran bersamaan dengan jumenengan itu, ada syarat-syarat yang tidak dipenuhi. “Jumenengan itu hak mereka. Tapi keluarga tidak mengakui,” kata Wilmar.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

18 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

32 hari lalu

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.

Baca Selengkapnya

Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

10 Januari 2024

Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Ada satu hidangan utama untuk para tamu Dhaup Ageng, yang merupakan menu spesial khas Pura Pakualaman, yakni uter-uter tahu.

Baca Selengkapnya

Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

10 Januari 2024

Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

Ada 32 raja dari kerajaan Nusantara yang menghadiri resepsi hari pertama Dhaup Ageng Pura Pakualaman.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti, Basuki Hadimuljono, Alam Ganjar Datangi Dhaup Ageng, Ini Kata Mereka

10 Januari 2024

Susi Pudjiastuti, Basuki Hadimuljono, Alam Ganjar Datangi Dhaup Ageng, Ini Kata Mereka

Sejumlah tokoh menyambangi hajatan Dhaup Ageng atau pernikahan agung Pura Pakualaman Yogyakarta Rabu, 10 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Menkopolhukam Mahfud MD Bersyukur Bisa Saksikan Langsung Dhaup Ageng Pura Pakualaman

10 Januari 2024

Menkopolhukam Mahfud MD Bersyukur Bisa Saksikan Langsung Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Mahfud MD mengatakan Dhaup Ageng ini sangat berkesan karena menggabungkan tradisi, hukum Islam, dan hukum negara, secara harmonis.

Baca Selengkapnya

Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Dua Mempelai Laksanakan Ijab Kabul

10 Januari 2024

Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Dua Mempelai Laksanakan Ijab Kabul

Perayaan Dhaup Ageng atau pernikahan agung di Pura Pakualaman Yogyakarta telah memasuki puncak acara pada Rabu, 10 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Prosesi Siraman Calon Pengantin Dhaup Ageng Pura Pakualaman

9 Januari 2024

Prosesi Siraman Calon Pengantin Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Calon pengantin Dhaup Ageng atau pernikahan agung yang digelar Pura Pakualaman Yogyakarta menjalani prosesi siraman.

Baca Selengkapnya

Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Mengenal Prosesi Nyengker Calon Mempelai

8 Januari 2024

Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Mengenal Prosesi Nyengker Calon Mempelai

Di prosesi nyengker di Dhaup Ageng ini Paku Alam X memerintahkan untuk menjemput calon pengantin putri masuk ke lingkungan Pura Pakualaman.

Baca Selengkapnya

Dhaup Ageng Puro Pakualaman Yogyakarta Diprediksi Jaga Tren Reservasi Hotel Pasca Libur Nataru

5 Januari 2024

Dhaup Ageng Puro Pakualaman Yogyakarta Diprediksi Jaga Tren Reservasi Hotel Pasca Libur Nataru

Dhaup Ageng Puro Pakualaman memicu kunjungan ke Yogyakarta dan meningkatnya reservasi perhotelan selepas libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya