TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso mengatakan pemberian amnesti kepada Nurdin Ismail alias Din Minimi, pimpinan kelompok bersenjata yang menuntut kesejahteraan para korban konflik dan masyarakat Aceh, dibahas bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Presiden Joko Widodo.
Menurut Sutiyoso, Presiden Jokowi masih mengkaji beberapa faktor sebelum memberikan amnesti kepada Din. "Amnesti itu memang kami janjikan karena sudah dikonsultasikan bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Komnas HAM," kata Sutiyoso di kantor Wakil Presiden, Rabu, 30 Desember 2015. "Tapi itu hak prerogatif Presiden. Ada analisa dan renungkan."
Sutiyoso mencontohkan saat pemerintah memberikan amnesti kepada Gerakan Aceh Merdeka. Saat itu, kata dia, segala aspek dipertimbangkan. "GAM yang dulu juga dikasih amnesti semua," kata dia. Meski dipertimbangkan, Sutiyoso memastikan dalam waktu dekat Presiden akan meneken keputusan presiden mengenai pemberian amnesti itu. Apalagi, sudah ada lampu hijau dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Nurdin Ismail alias Din Minimi, pimpinan kelompok bersenjata di Aceh, menyerahkan diri pada BIN. Mereka menyerahkan 15 pucuk senjata api. Selama ini Din bersembunyi di pedalaman Aceh bersama para pengikutnya. Din keluar dari persembunyian dengan syarat dia dan pengikutnya diberikan pengampunan oleh negara.
Ketika menyerahkan diri, Din Minimi mengajukan lima tuntutan. Amnesti bagi kelompok ini menjadi tuntutan terakhir dari kelima keinginan Din. "Beberapa mantan GAM diberikan amesti sesuai perjanjian, artinya jika dia (kelompok bersenjata Din Minimi) minta yang sama gak apa-apa," ujar Sutiyoso.
Sutiyoso mengatakan mereka ingin orang-orang dalam kelompoknya lebih diperhatikan, karena Din Minimi merasa ada pihak di kelompoknya yang terabaikan. Din meminta yatim piatu dirawat pemerintah dan janda-janda disejahterakan. Mereka menuntut keberadaan KPK di daerah.
"Dia minta KPK turun ke lapangan atau ke pemerintahan daerah," ujar Sutiyoso. Mereka ingin pemerintah menghadirkan peninjau dan pengamat independen dalam pilkada Aceh dua tahun mendatang.
ARIEF HIDAYAT | REZA ADITYA
Berita terkait
Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional
2 hari lalu
Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.
Baca SelengkapnyaMarak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun
5 hari lalu
Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN
23 hari lalu
Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom, menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan seorang intel BIN.
Baca SelengkapnyaRespons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN
25 hari lalu
Yusril mengatakan, anggotanya yang meminta agar MK memanggil Kepala BIN Budi Gunawan di sidang sengketa Pilpres 2024 adalah tindakan spontan.
Baca SelengkapnyaDiperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap
44 hari lalu
Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaSelain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024
7 Februari 2024
Pernyataan Jokowi itu muncul setelah kritik yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri soal netralitas TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaMantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah
4 Februari 2024
Polisi juga menetapkan istri eks Kepala BPN Sorong sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan sertifikat tanah. Satu terlapor lain adalah seorang caleg.
Baca SelengkapnyaPPATK Jabarkan Jumlah dan Instansi Ihwal Transaksi Janggal Dana Kampanye Pemilu 2024
10 Januari 2024
PPATK sudah mengirimkan hasil analisisnya itu ke KPK, Bawaslu, BIN, Polri, dan OJK.
Baca SelengkapnyaSebulan Menjabat Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto 2 Kali Lakukan Mutasi Ratusan Perwira Tinggi TNI
21 Desember 2023
Jenderal Agus Subiyanto lakukan rotasi besar-besaran. Ratusan perwira tinggi TNI dimutasi sebulan terakhir. sejak ia menjabat Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaSutiyoso Tidak Setuju Gubernur Ditunjuk Presiden: Sarat Kepentingan Politik
10 Desember 2023
Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso turut angkat suara soal klausul gubernur ditunjuk presiden yang termaktub dalam RUU DKJ.
Baca Selengkapnya