Jokowi Dinilai Gagal Lindungi Rakyat dari Tembakau

Selasa, 29 Desember 2015 23:26 WIB

Ilustrasi Tembakau. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau memberi rapor merah bagi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla karena dinilai tidak mampu melindungi hak masyarakat untuk bebas dari asap rokok.
"Pemerintah Jokowi dan JK berada di bawah kuasa industri rokok," kata Koordinator Koalisi Ifdhal Kasim di Jakarta Pusat pada Selasa, 29 Desember 2015.

Di bawah kepemimpinan Jokowi dan Kalla, kata dia, Kementerian Perindustrian justru merevisi Peta Jalan Industri Tembakau dan menargetkan pertumbuhan industri rokok sebanyak 5 hingga 7,4 persen tahun. Artinya, pemerintah mendorong produksi rokok meningkat hingga 524 miliar batang pada 2020.

"Dengan produksi sebanyak itu, siapa yang disuruh menghisap rokok sebanyak itu? Anak-anak?" kata Hery Chairiansyah, Direktur Rumah Kajian dan Advokasi Kerakyatan (Raya) Indonesia.

Hery menilai revisi peta industri tersebut sama dengan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. "Pemerintah seperti sedang menggadaikan anak-anak kepada industri rokok," katanya. Perubahan ini, kata dia, bahkan bakal meningkatkan impor daun tembakau dari luar negeri.

Tak hanya itu. Hery juga menyoroti tindakan pemerintahan Jokowi yang kembali memperparah keadaan dengan menerima investasi Phillip Morris senilai lebih dari US$ 2 miliar. Persetujuan ini diberikan Jokowi ketika berkunjung ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Yang parah, kata dia, pemerintahan Jokowi juga belum meratifikasi konvensi pengendalian tembakau (FTCT) seperti disarankan oleh Komite Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya PBB.

Menurut Ifdhal, peningkatan produksi rokok Indonesia ini sebenarnya sejalan dengan peningkatan konsumsi rokok. Kondisi tersebut mengancam bonus demografi dan berbagai tujuan pembangunan. "Jangan sampai jadi bencana demografi," katanya.

Ifdal dan Hery menilai kebijakan pemerintah di bidang tembakau bertentangan dengan Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang menjamin warga negara untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta memperoleh pelayanan kesehatan.

Pemerintah juga dinilai tak mengindahkan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing dengan berwawasan kesehatan. Karena itu, koalisi menilai Jokowi dan JK telah melenceng dari visi Nawacita.

Untuk memperbaiki rapornya tahun depan, Koalisi menuntut Jokowi menjalankan tugasnya dalam melindungi hak hidup warga negara dengan lebih tegas. Caranya, dengan memberlakukan regulasi yang ketat terhadap peredaran produk rokok. Koalisi juga menuntut pemerintah segera meratifikasi FCTC.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

1 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

3 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

11 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

13 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

13 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

1 hari lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya