Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama rombongan disambut para pedagang di Pasar Pharaa, Sentani, Jayapura, Papua, 27 Desember 2014. Jokowi membangun dua pasar di Papua Barat, yakni pasar Pharaa dan pasar Mama-mama, selain itu Jokowi juga akan memberikan pasar itu gratis pada pedagang tanpa membayar iuran sewa dan lain-lain. TEMPO/Cunding Levi
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan tak ada tambahan pasukan untuk mengamankan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Papua. Serangan kelompok bersenjata di Markas Polsek Sinak, Kabupaten Puncak, yang menewaskan tiga polisi, tak membuat Istana mengubah jadwal kunjungan Presiden.
"Tak ada penambahan personel. Hanya, penjagaan di tempat kejadian perkara diperkuat. Tapi Presiden meminta agar hal itu ditangani secara serius karena sudah menewaskan tiga polisi," katanya di kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 29 Desember 2015.
Bahkan, menurut Pramono, Jokowi telah memberikan instruksi khusus kepada Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti agar insiden di Sinak itu segera ditangani. Berdasarkan informasi yang diterima, kata Pramono, pelaku penyerangan sudah teridentifikasi. Mereka diduga sebagai kelompok yang pernah melakukan hal serupa pada 2013.
Presiden Jokowi berencana merayakan tahun baru di Papua. Dijadwalkan, pada Selasa, 29 Desember 2015, Presiden bertolak dari Jakarta ke Papua. Jokowi akan menghabiskan malam tahun baru di empat tempat, yaitu di Wamena, Sorong, Merauke, dan Raja Ampat.
Pramono mengatakan salah satu alasan utama Jokowi berkukuh ke Papua adalah membentuk sebuah tradisi baru. "Sesuai dengan keinginan Presiden bahwa pembangunan harus dimulai dari pinggiran," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi merayakan Idul Fitri di Aceh serta Natal di Kupang. "Peringatan seperti ini akan terus dilakukan. Kecuali peringatan Kemerdekaan 17 Agustus karena ada protokol kenegaraan, walaupun sebenarnya ada keinginan di luar juga."