TEMPO.CO, Semarang- Pengurus Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah berjanji tidak akan melakukan razia atau sweeping menjelang pelaksanaan Hari Raya Natal 2015 seperti yang dilakukan oleh sejumlah aktivis FPI di Surabaya, Jawa Timur.
Sebelumnya, belasan aktivis FPI Surabaya pada Rabu siang, 23 Desember 2015, berkeliling sekaligus mendatangi mal-mal besar di Surabaya untuk mengimbau pihak mal agar tidak memaksa pegawainya menggunakan atribut-atribut Natal dan tahun baru.
Tindakan FPI di Surabaya itu berbeda dengan pandangan FPI di Jawa Tengah. "FPI Jawa Tengah tidak akan melakukan sweeping," kata Ketua Bidang Advokasi FPI Jawa Tengah Zainal Abidin Petir kepada Tempo di Semarang, Kamis, 24 Desember 2015.
Zainal menyatakan FPI Jawa Tengah akan memilih melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar berkaitan dengan terjadinya praktek-praktek kemaksiatan saja. FPI baru menggelar razia jika ada yang mengganggu moral dan merendahkan martabat umat Islam.
"Jika ada perilaku yang dilakukan di mal atau hotel yang mengganggu syariat Islam maupun norma-norma agama, ya, pasti kami akan turun dan ambil langkah tegas," ucap Zainal.
Namun, saat ditanya apakah FPI Jawa Tengah akan ikut menjaga keamanan ibadah menjelang perayaan Hari Raya Natal di gereja-gereja, seperti yang dilakukan Banser Gerakan Pemuda Ansor, secara diplomatis Zainal menyatakan FPI tidak akan seperti Ansor.
"FPI Jawa Tengah bukan petugas satuan pengamanan atau sekuriti, jadi ngapain ikut menjaga gereja?” ujar Zainal. Menurut Zainal, organisasinya adalah pengawal amar makruf yang berkaitan dengan nilai-nilai agama dan penegakan syariat Islam.