Fadli Zon dalam jumpa pers terkait pertemuan dengan Donald Trump di Senayan, Jakarta, 14 September 2015. Fadli dan rombongan yang bertemu Trump mengaku tak masalah pertemuan tersebut bakal diusut Mahkamah Kehormatan DPR. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon berbagi cerita kebersamaannya bersama ibunya, Ellyda Yatim, dalam peringatan Hari Ibu yang jatuh pada hari ini.
Fadli berujar, ibunya merupakan sosok yang sangat berarti bagi pria berusia 44 tahun tersebut.
"Bagi saya, ibu sangat precious. Doa ibu saya yang membuat saya bisa seperti sekarang," ucap politikus Partai Gerakan Indonesia Raya tersebut saat dihubungi Tempo pada Selasa, 22 Desember 2015.
Anak pertama dari tiga bersaudara tersebut bercerita, dia sudah kehilangan ayahnya sejak berumur 15 tahun. Menurut Fadli, ibunyalah yang berjuang seorang diri membesarkan dia dan adik-adiknya dalam segala kesederhanaan.
"Ibu saya adalah ibu rumah tangga biasa, sederhana. Kami anak-anaknya harus bekerja keras, belajar agar mendapat beasiswa dan bisa meneruskan sekolah. Berkat doa ibu saya," tutur alumnus Universitas Indonesia dan The London School of Economics and Political Science di Inggris tersebut.
Kini, menurut Fadli, sang ibu tinggal bersamanya karena membutuhkan perhatian khusus. "Beberapa kali, ibu saya masuk ICU di rumah sakit karena penyakit gulanya. Tiap hari, saya masih pamit dengan mencium tangannya. Saya sangat menyayangi ibu saya," ucapnya.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.