Ben Anderson Bicara Saminisme, Orde Baru, dan Saya San Burma  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 22 Desember 2015 11:33 WIB

Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell saat memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Benedict Richard O'Gorman Anderson atau Ben Anderson telah bersahabat lama dengan Amrih Widodo, dosen antropologi budaya di Australian National University. Mereka bertemu untuk terakhir kali ketika sama-sama berada di Manila pada Januari 2014. Ketika itu, Amrih melakukan wawancara untuk film dokumenter yang sedang ia bikin mengenai gerakan Saminisme di Jawa.

Menurut Amrih, Saminisme di Jawa mempunyai kemiripan dengan gerakan Andres Bonaficio di Filipina dan Saya San di Burma. Mereka menjadi perhatian para peneliti dan ahli yang mengamati gerakan nasionalisme di Asia Tenggara.

Sebab, karakter, tujuan, ideologi, dan modus operandi mereka berbeda dengan gerakan nasionalisme modern. “Topik Saminisme ini dulu di Cornell selalu dipakai dalam seminar mengenai Indonesia yang diajarkan oleh Pak Ben,” kata Amrih kepada Tempo, Jumat, 18 Desember 2015.

Dalam wawancara itu, kata Amrih, dibicarakan juga gerakan anarkisme di Asia Tenggara, mengapa gerakan semacam Saminisme ini bisa bertemu dan bekerja sama dengan gerakan petani? Bagaimana pula gerakan petani bisa tetap hidup menghadapi rezim seperti Orde Baru dan lainnya?



Amrih juga punya kenangan lain. Suatu kali, Amrih dan anak-istrinya pergi ke Bangkok dan membuat janji bertemu Ben Anderson. Ternyata, janjian yang pertama tidak terjadi karena Ben sakit encok.

Ceritanya, Ben harus membantu temannya, seorang petani, menaikkan hasil panen ke mobil pikap. Karung hasil panen itu ternyata terlalu berat dan menyebabkan punggungnya terkilir. “Dalam bayangan saya, Pak Ben masih menjalankan perannya sebagai kader buruh tani dengan bekerja angkut barang,” ujar Amrih.

Amrih bertemu pertama kali dengan Ben pada tahun 1981 dalam suatu pesta yang diadakan John Wolff, dosen di Cornell University. John mempekerjakan Amrih sebagai guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di Cornell University sejak musim gugur 1981. Di kampus ini juga Amrih meraih gelar master.

Ben Anderson, profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, yang ikut mewarnai pemikiran dunia tentang Indonesia, wafat di Batu, Jawa Timur, Minggu dinihari, 13 Desember 2015. Ben dikenal karena kritik-kritiknya terhadap Orde Baru. Ia pernah dilarang masuk ke Indonesia oleh Soeharto dan baru datang lagi ke sini setelah rezim Soeharto jatuh.

Seputar Ben Anderson dan pentingnya bagi Indonesia diulas dalam majalah Tempo terbaru yang terbit Senin, 21 Desember 2015.

SUNUDYANTORO

Berita terkait

Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

51 hari lalu

Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

Berisi tentang pesan-pesan nasionalisme, 1 CM menjadi film dengan alur cerita yang fresh, dan diperankan 32 anak-anak dari Medan, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Deretan Buku Pemikiran Sukarno Termasuk Nasionalisme, Islamisme, Marxisme

8 Desember 2023

Deretan Buku Pemikiran Sukarno Termasuk Nasionalisme, Islamisme, Marxisme

Sukarno banyak menulis buah pikirnya dan kemudian dibukukan. Apa saja buku yang memuat tentang pemikiran Bung Karno?

Baca Selengkapnya

Nasionalisme: Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Contoh Sikapnya

29 November 2023

Nasionalisme: Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Contoh Sikapnya

Nasionalisme adalah suatu sikap yang memandang bahwa kesetiaan tertinggi seseorang kepada negara.

Baca Selengkapnya

Nasionalisme Hadapi Tantangan, Bamsoet Ajak Tumbuhkan Semangat Kebersamaan

18 Agustus 2023

Nasionalisme Hadapi Tantangan, Bamsoet Ajak Tumbuhkan Semangat Kebersamaan

Kegagalan dalam mengelola kemajemukan dengan baik dan benar, hanya akan menempatkan kembali pada masa pra kemerdekaan

Baca Selengkapnya

Upaya Wujudkan Indonesia Emas Harus Dibarengi Penguatan Nasionalisme Anak Bangsa

16 Agustus 2023

Upaya Wujudkan Indonesia Emas Harus Dibarengi Penguatan Nasionalisme Anak Bangsa

Peningkatan keterampilan dan akademis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 harus dibarengi dengan penguatan idealisme dan nasionalisme setiap anak bangsa.

Baca Selengkapnya

Anggota MPR Berikan Pemahaman ke Mahasiswa Berkaitan dengan Kebangsaan

10 Maret 2023

Anggota MPR Berikan Pemahaman ke Mahasiswa Berkaitan dengan Kebangsaan

Sebagai generasi muda, mahasiswa harus menjadi orang hebat di masa depan

Baca Selengkapnya

Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa Jadi Booster Nasionalisme

15 Januari 2023

Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa Jadi Booster Nasionalisme

Generasi masa kini patut bersyukur bahwa Indonesia memiliki Founding Father atau pendiri dan proklamator Bangsa Indonesia seperti Bung Karno dan Bung Hatta yang meletakkan pilar dan ideologi bangsa yakni Pancasila.

Baca Selengkapnya

Contoh Sikap Pengamalan Sila Ke-3 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari

12 Januari 2023

Contoh Sikap Pengamalan Sila Ke-3 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari

Berikut contoh sikap dalam pengamalan sila ke-3 Pancasila di rumah, sekolah dan masyarakat

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

15 November 2022

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

Pemkab Kediri berupaya menyiapkan kaum milenial siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Baca Selengkapnya

100 Tahun Chairil Anwar: 7 Puisi Sang Penyair dari Aku hingga Senja di Pelabuhan Kecil

27 Juli 2022

100 Tahun Chairil Anwar: 7 Puisi Sang Penyair dari Aku hingga Senja di Pelabuhan Kecil

100 tahun Chairil Anwar, pada 26 Juli 2022. Berikut 7 puisi sang penyair dari romansa hingga nasionalisme.

Baca Selengkapnya