Indonesia dan Australia Sepakat Berantas Terorisme

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 22 Desember 2015 10:03 WIB

ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Sydney - Indonesia dan Australia sepakat meningkatkan kerja sama secara komprehensif untuk mengatasi ekstremisme dan terorisme. Kesepakatan itu tidak saja dituangkan dalam pertemuan Forum 2+2 di Sydney, Australia, antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan masing-masing negara, tapi juga di Jakarta dalam pertemuan perdana Dewan Menteri Indonesia-Australia dalam bidang hukum dan keamanan.

Pada dua pertemuan itu, kedua negara sepakat bekerja sama memperkuat kapasitas nasional masing-masing pada bidang kontra-terorisme dan kejahatan lintas batas, termasuk foreign terrorist fighters, kejahatan cyber, dan kerja sama intelijen.

“Langkah ini diharapkan dapat mengantisipasi berkembangnya paham radikalisme dan ekstremisme di berbagai negara serta meningkatnya aksi terorisme serta kejahatan lintas batas negara,” kata Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI. Disebutkan pula, Indonesia juga menekankan perlunya solusi komprehensif yang mengkombinasikan pendekatan militer, pendekatan agama, ekonomi, dan sosial-budaya dalam menangani isu radikalisme dan ekstremisme.

Pertemuan 2+2 juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman mengenai Pemberantasan Terorisme Internasional oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Indonesia dan Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia. MOU tersebut mencakup kerja sama intelijen dan peningkatan kapasitas antarlembaga dalam memerangi ekstremisme dan terorisme. Ditandatangani pula Pengaturan Kerja Sama dalam Mencegah dan Memberantas Kejahatan Transnasional antara Kepolisian Republik Indonesia dan Kepolisian Federal Australia.

Di Jakarta, pertemuan perdana Dewan Menteri Indonesia-Australia dalam bidang hukum dan keamanan dihadiri Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Luhut B. Pandjaitan; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Yasonna H. Laoly; Jaksa Agung Australia Senator Hon George Brandis Q.C.; serta Menteri Kehakiman dan Menteri Pembantu Perdana Menteri dalam Bidang Pemberantasan-Terorisme Australia Hon Michael Keenan M.P.

Isu terorisme dan ekstremisme menjadi perhatian lantaran peristiwa-peristiwa tragis yang baru-baru ini terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan Australia. Upaya-upaya bilateral yang diperkuat antara lain berbagi intelijen, kerja sama teknis, dan keamanan cyber. Kerja sama yang akan dijajaki lagi pada masa depan termasuk memperkuat undang-undang, penegakan hukum, memberantas pendanaan teroris, memberantas kekerasan ekstremisme, berbagi intelijen, dan meningkatkan kerja sama dalam pengembangan kapasitas.

Para pejabat senior Indonesia akan mengunjungi Australia dalam waktu dekat untuk membahas cara-cara untuk lebih meningkatkan kerja sama intelijen bilateral untuk memberantas ancaman terorisme. Para menteri juga mengingatkan hasil positif dari pertemuan regional Australia untuk memberantas kekerasan terorisme di Sydney, Juni 2015, serta pertemuan untuk memberantas pendanaan terorisme di Sydney, November 2015.

Komitmen-komitmen yang dibuat selama pertemuan ini termasuk melalui upaya peningkatan kapasitas untuk memerangi ekstremisme kekerasan, mengembangkan strategi pesan kontra terhadap propaganda ekstremis khususnya melalui media sosial, serta meningkatkan pertukaran informasi keuangan dan terkait untuk memerangi arus keuangan terlarang dengan organisasi teroris. Para pejabat senior akan berdiskusi teknis bilateral yang berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman tentang arus keuangan terlarang untuk melawan pendanaan teroris.

Dalam hal pejuang teroris asing, para menteri menggarisbawahi perlunya peningkatan kerja sama dalam mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh pejuang teroris asing bagi keamanan domestik dan regional. Kedua pihak sepakat memperkuat kerja sama pada bidang pendidikan dan pelatihan, pertukaran informasi dan analisis, serta kemampuan teknologi, khususnya melalui Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC).

Dalam hal keamanan cyber, disepakati untuk memperkuat kemampuan keamanan cyber masing-masing, antara lain melalui peningkatan kerja sama antara Indonesian National Desk for Information Resilience and Cyber Security dan Australian Cyber Security Centre. Pertemuan Dewan pada 2016 akan digelar di Sydney.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

16 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

6 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

13 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

14 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

16 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya