14 Kepala Daerah Terpilih di Jateng Tak Punya Visi Keterbukaan Informasi  

Reporter

Senin, 21 Desember 2015 04:34 WIB

Warga menggunakan hak pilih di TPS yang menggunakan bus untuk bilik suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 7 Tegalmulyo, Nusukan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, 9 Desember 2015. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Semarang - Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah menyatakan dari 21 kabupaten/kota yang menang dalam pilkada serentak 2015, hanya ada lima bupati/wali kota terpilih yang memiliki visi-misi dan program sesuai dengan pro keterbukaan informasi. Sedangkan 14 bupati/wali kota terpilih lainnya tak memiliki visi-misi dan program yang mengarah ke keterbukaan informasi.

“Ini hasil kajian kami terhadap dokumen visi-misi dan program para kepala daerah yang sudah dinyatakan menang dalam rekapitulasi suara di KPUD,” kata Komisioner Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah, Handoko Agung, Ahad, 20 Desember 2015.

Dalam kajian Komisi Informasi Jawa Tengah, lima bupati/wali kota terpilih yang visi-misi dan programnya sangat pro keterbukaan informasi adalah Hendrar Prihadi-Hevearita G (Kota Semarang), Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Dedy Endriyatno (Sragen), Wardoyo Wijaya-Purwadi (Sukoharjo), Abdul Hafidz-Bayu Andriyanto (Rembang), dan Mirna Annisa-Masrur Masykur (Kendal). “Yang lain belum begitu punya visi-misi keterbukaan informasi,” kata Handoko.

Padahal, menurut Handoko, dokumen visi-misi dan rencana program calon kepala daerah sangat penting. "Dokumen tersebut akan dijadikan sebagai pijakan dalam penyusunan rencana program, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang, masing-masing pemerintah kabupaten/kota."

Handoko memberi perhatian khusus kepada pasangan pemenang di Sragen dan Kendal karena yang terpilih mempunyai visi dan misi mewujudkan keterbukaan informasi publik sesuai Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Menurut dia, komitmen tersebut bisa menjadi salah satu wujud menginisiasikan pembentukan Komisi Informasi kabupaten/kota.

Sesuai aturan, pembentukan Komisi Informasi di tingkat kabupaten/kota memang tidak wajib. Namun demi terwujudnya keterbukaan informasi, sebaiknya pemerintah kabupaten/kota membentuk Komisi Informasi. “Masyarakat di Sragen dan Kendal kelak harus menagih janji kampanye bupati,” kata Handoko.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah sepanjang tahun 2015 menemukan tata kelola keterbukaan informasi publik di kabupaten/kota di Jawa Tengah masih di bawah standar yang ditetapkan UU Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Sebagai contoh, di Klaten, Purworejo, Surakarta, Boyolali, Grobogan, Sukoharjo, Pekalongan Kota, serta Pemalang.

ROFIUDDIN

Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

1 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

1 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

15 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

45 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

49 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

KIP Uji Konsekuensi Informasi Data Pemilu KPU Pekan Depan

59 hari lalu

KIP Uji Konsekuensi Informasi Data Pemilu KPU Pekan Depan

Yayasan Advokasi Hak Konstitusional Indonesia (YAKIN) meminta informasi real count (hitung nyata) dalam bentuk data mentah seperti file nilai dipisah

Baca Selengkapnya

Setneg Kalah di PTUN, Alasan Jokowi Beri Bintang Jasa Utama ke Eurico Guterres Harus Dibuka

22 Februari 2024

Setneg Kalah di PTUN, Alasan Jokowi Beri Bintang Jasa Utama ke Eurico Guterres Harus Dibuka

Presiden Jokowi memberi tanda kehormatan Bintang Jasa Utama ke eks milisi pro-Indonesia saat konflik di Timor Timur, Eurico Guterres

Baca Selengkapnya

KIP Sebut 147 Lembaga Publik Tidak Informatif

1 Februari 2024

KIP Sebut 147 Lembaga Publik Tidak Informatif

Komisi Informasi Pusat (KIP) menyebutkan ada 147 lembaga publik tidak informatif.

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.

Baca Selengkapnya