Menjelang MEA, JK Cemas Insinyur Indonesia Lari ke Negara Lain

Reporter

Editor

Anton Septian

Jumat, 11 Desember 2015 14:01 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla berpidato saat pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) VIII di Nusa Dua, Bali, 10 Desember 2015. Wapers Jusuf Kalla menyampaikan bahwa demokrasi bukan tujuan utama melainkan cara mencapai tujuan kesejahteraan rakyat. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla khawatir pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menyebabkan Indonesia mengalami krisis insinyur. Musababnya, insinyur lulusan universitas terbaik di Indonesia akan mencari pekerjaan di negara ASEAN lain yang gajinya lebih layak.

"Teorinya sangat sederhana. Tren profesi itu bergerak dari negara yang penghasilan atau gajinya rendah ke tinggi, bukan sebaliknya," kata Kalla pada “Kongres Persatuan Insinyur Indonesia” di Jakarta Pusat, Jumat, 11 Desember 2015. "Justru yang saya khawatirkan terjadi branding insinyur kita ke negara lain."

Kalla mengatakan tingkat pengupahan Indonesia untuk profesi insinyur sangar rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Karena itu, ketika MEA nanti, tidak akan ada insinyur Singapura atau Malaysia yang mencari kerja di Indonesia.

"Tentu, insinyur Singapura tidak akan ke sini, Malaysia tidak akan ke sini. Bagaimana, gaji mereka katakanlah insinyur muda dibayar Rp 25 juta, kalau di sini hanya Rp 5 juta, bagaimana dia mau ke sini, kan? Pasti tidak," ujar Kalla. "Ya, akan terjadilah insinyur kita ke Malaysia dan Singapura. Sebab, pergerakan itu kemungkinannya di dua negara tersebut."

Kalla mengatakan Indonesia akan bisa bersaing dengan negara berkembang di kawasan, seperti Thailand, Laos, Vietnam, dan Kamboja. Yang artinya, insinyur dari negara-negara itu bakal banjir ke Indonesia untuk bekerja. Sebaliknya, insinyur Indonesia bisa bekerja di Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku per 31 Desember 2015 akan mengintegrasikan lebih dari 600 juta orang dengan pendapatan nasional bruto sebesar US$ 2,4 triliun. Tak pelak lagi, konsekuensi dari adanya MEA ini adalah bebasnya aliran produk, modal, jasa, dan tenaga kerja di antara negara anggota ASEAN.

Hilangnya batas-batas di antara negara anggota MEA akan membuat pelaku ekonomi memperoleh faktor-faktor produksi sekaligus bisa semakin luas memasarkan hasil produksi. Ada keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi akan bergerak lebih cepat, meskipun dengan konsekuensi ketimpangan ekonomi di antara anggota MEA akan semakin melebar. Sebab, negara kuat akan mengambil porsi banyak dibanding negara yang lemah.

REZA ADITYA

Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

8 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

15 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

16 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

27 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

27 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

27 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

28 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya