Rieke Serang Rini Soemarno: Jangan Pikir Saya Tolol!

Reporter

Editor

Anton Septian

Sabtu, 5 Desember 2015 14:53 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Khusus PT Pelindo II Dewan Perwakilan Rakyat tak cuma “menyerang” Direktur Utama Pelindo II R.J. Lino dalam rapat yang diselenggarakan Jumat 4 Desember 2015. Setelah Lino kelar, giliran Menteri Badan Usaha Negara Milik Negara Rini Soemarno yang dijadikan bulan-bulanan.

Anggota Pansus dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Masinton Pasaribu, menuding Rini Soemarno tak memahami undang-undang dalam kerja sama perpanjangan kontrak pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT). "Menteri macam apa ini, tidak paham undang-undang kok memberi izin prinsip," kata Masinton di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat, 4 Desember 2015.

Menurut Masinton, Rini adalah pelaksana undang-undang yang menjalankan segala kebijakan pemerintah. Masinton merasa Rini tak memahami konsesi JICT. "Tapi justru langsung minta penambahan uang US$ 15 juta," ucapnya. Menanggapi itu, Rini hanya terdiam. Dia sama sekali tak merespons ucapan Masinton.

Berikutnya Ketua Pansus Rieke Diah Pitaloka yang menyerangnya. Mulanya, Rini menuturkan tak dilapori Pelindo hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) yang dilakukan JICT--yang sebagian sahamnya dikuasai Pelindo. "Saya tidak dapat hasil RUPS dan tidak tahu hasilnya," ujar Rini dalam rapat tersebut.

Rini mengatakan memang seharusnya setiap hasil RUPS perusahaan milik negara harus disampaikan kepada Menteri BUMN untuk mendapatkan pengesahan. Sedangkan JICT tidak melaporkannya, padahal RUPS itu membahas rencana jangka panjang dan perjanjian perusahaan.

Rieke Diah menyebut banyak kejanggalan dalam proses izin kontrak perpanjangan JICT dengan swasta. Salah satunya direksi Pelindo justru melaporkan keuangan Pelindo II, bukan laporan keuangan JICT. "Ini masalah tidak kecil. Saya tahu Pelindo II merekrut mantan anggota BPKP, KPK, dan sejumlah lembaga lain."

Rieke berujar, legal opinion atau pendapat hukum Jaksa Agun Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung menyatakan perizinan yang dilakukan JICT terindikasi digunakan untuk penyelundupan pupuk. "Jangan pikir saya tidak membaca dan tolol. Saya tahu Anda tadi membaca legal opinion lama," ucap Rieke.

Rini sendiri tidak bisa memastikan konsesi perpanjangan kontrak JICT itu dilakukan atas jual-beli saham atau kerja sama.

Rieke terus mencecar Rini. "Saya tahu keluarnya perpres tentang kereta api cepat juga bermasalah," tuturnya. Rieke menyebut Menteri BUMN meminjam utang luar negeri jutaan dolar tanpa meminta persetujuan DPR. "Memang ini masalah berbeda, tapi ini masih atas kewenangan Anda."

AVIT HIDAYAT



Berita terkait

Mantan Dirut Pertamina Ari Soemarno Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun

13 November 2022

Mantan Dirut Pertamina Ari Soemarno Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun

Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) periode 2006 - 2009, Ari Hernanto Soemarno meninggal dunia pada Ahad, 13 November 2022, pukul 09.31 WIB.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Proyek Kereta Cepat Mubazir: Sampai Kiamat Tak Balik Modal

14 Oktober 2021

Faisal Basri Sebut Proyek Kereta Cepat Mubazir: Sampai Kiamat Tak Balik Modal

Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri kembali mengkritik proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Ide Swastanisasi BUMN Sudah Muncul Sejak Era Rini Soemarno

8 Maret 2021

Pengamat: Ide Swastanisasi BUMN Sudah Muncul Sejak Era Rini Soemarno

Pengamat menilai rencana Menteri BUMN Erick Thohir melakukan swastanisasi bukan ide baru.

Baca Selengkapnya

Kinerja Anggaran Kementerian BUMN di Bawah Erick Thohir

20 Januari 2021

Kinerja Anggaran Kementerian BUMN di Bawah Erick Thohir

Tahun 2020 menjadi periode pertama bagi Menteri BUMN Erick Thohir menjalankan anggaran di kementerian satu tahun penuh.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Tak Dorong Holding Perbankan, Ini Sebabnya

3 Juli 2020

Erick Thohir Tak Dorong Holding Perbankan, Ini Sebabnya

Erick Thohir memilih mempertajam fokus tiap bank pelat merah daripada membuat holding perbankan yang didorong oleh pendahulunya, Rini Soemarno.

Baca Selengkapnya

Sesudah Slogan, Erick Thohir Ganti Logo BUMN Era Rini Soemarno

1 Juli 2020

Sesudah Slogan, Erick Thohir Ganti Logo BUMN Era Rini Soemarno

Menteri BUMN Erick Thohir resmi mengganti logo kementerian yang membawahi banyak perusahaan plat merah.

Baca Selengkapnya

Eks Karyawan Merpati Laporkan Dugaan PHK Paksa ke Erick Thohir

20 Juni 2020

Eks Karyawan Merpati Laporkan Dugaan PHK Paksa ke Erick Thohir

Sejumlah mantan karyawan PT Merpati Nusantara Airlines berencana menemui Menteri BUMN Erick Thohir pada Senin, 22 Juni 2020

Baca Selengkapnya

2019, Rini Soemarno Laporkan Dugaan Fraud Jiwasraya dan Asabri

8 Maret 2020

2019, Rini Soemarno Laporkan Dugaan Fraud Jiwasraya dan Asabri

Saat itu Rini Soemarno mengirimkan laporan formal dugaan fraud Jiwasraya dan Asabri ke Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Rini Soemarno Pernah Laporkan Fraud Jiwasraya dan Asabri ke Jaksa

28 Februari 2020

Rini Soemarno Pernah Laporkan Fraud Jiwasraya dan Asabri ke Jaksa

Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno rupanya pernah melaporkan dugaan fraud Jiwasraya dan Asabri ke Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Akan Perluas Strategi Holding BUMN

22 Februari 2020

Erick Thohir Akan Perluas Strategi Holding BUMN

Erick Thohir memastikan pemerintah tak lagi mendorong dibentuknya superholding BUMN.

Baca Selengkapnya