Melawan Patriarki di Bengkulu Melalui 'Balai Perempuan'  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 4 Desember 2015 23:12 WIB

Presiden Jokowi berdialog dengan warga nelayan di Kampung Malabro, Kota Bengkulu, Rabu, 26 November 2014. Presiden juga mendatangi kantor pos untuk melihat proses pembagian program simpanan keluarga sejahtera (PSKS). ANTARA/Boyke LW

TEMPO.CO, Bengkulu - Lilis, warga Desa Meles Atas Kabupaten Rejang, Bengkulu, awalnya tidak percaya diri untuk mencalonkan diri menjadi anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD). Selain karena hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), perempuan 30 tahun itu mengaku minder 'bertarung' dengan anggota lainnya yang semuanya laki-laki.

Ketakutan Lilis sirna tatkala perempuan lain di desanya bersatu mendukungnya. Ia pun menjadi satu-satunya perempuan yang akan memperjuangkan kepentingan kaumnya dalam rencana pembangunan desa. "Saya miskin, hanya tamatan SMP. Apalagi saya perempuan. Awalnya tidak yakin untuk mencalonkan diri menjadi anggota BPD," kata Lilis dalam acara Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) di Bengkulu, Rabu, 2 Desember 2015 lalu.

Setelah menjadi anggota BPD, Lilis kini juga mengambil paket C agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Ia merasa umur tak harus menjadi penghalang untuk terus sekolah. "Tidak zamannya lagi perempuan itu bodoh," kata perempuan yang juga punya usaha minuman buah ini, dengan suara mantap.

Jumi Narti, pengurus wilayah KPI Bengkulu, menyebut Lilis sebagai salah satu gambaran perempuan desa yang mampu keluar dari belenggu budaya patriarki. Budaya inilah yang dinilai menghambat perempuan dalam mengakses pendidikan, serta kurang bisa berkiprah dalam bidang ekonomi dan politik. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama dalam organisasi sosial.

Menurut Jumi, kuatnya budaya patriarki inilah yang ingin dikikis oleh Koalisi Perempuan dengan pembuatan Balai Perempuan di tingkat desa. Balai Perempuan, kata dia, "tempat di mana para perempuan desa berdiskusi dan berjejaring untuk membuka akses mereka terhadap informasi, sosial, ekonomi, serta akses jaminan perlindungan sosial, dan menemukan potensi dirinya."

KPI menilai kondisi perempuan di perdesaan sangat memprihatinkan. Bukan hanya miskin, melainkan mereka juga kerap menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual. "Parahnya selama ini mereka tidak sadar jika yang terjadi atas mereka adalah sebuah penindasan dan menganggap itu hal yang wajar," tambah Jumi.

KPI memiliki puluhan Balai Perempuan yang tersebar di beberapa kabupaten, termasuk di Kabupaten Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, dan Bengkulu Utara. Melalui Balai Perempuan itu, acara diskusi dan temu kader, KPI secara perlahan-lahan menanamkan kesadaran tentang pentingnya perempuan berkiprah dalam banyak kegiatan sosial. Meski banyak hambatan, hasilnya mulai terlihat. "Setidaknya mereka sudah mulai berani bersuara dan terlibat aktif dalam perencanaan dan pembangunan di desanya."

Salah seorang anggota Balai Perempuan Kemumu, Kabupaten Bengkulu Utara, Sulastri mengatakan, banyak hal positif yang didapatkannya setelah menjadi anggota KPI. "Bukan hanya menambah pengetahuan dan wawasan, melainkan jejaring KPI juga membuka akses saya untuk mengembangkan usaha," ungkapnya.

Dengan berjejaring, kata Sulastri, seperti di Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Sosial, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, serta dinas instansi lainya, makanan kecil hasil produksinya saat ini telah dipasarkan dan masuk minimarket yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu. "Saya juga menampung hasil produksi ibu-ibu kelompok untuk dipasarkan sehingga ibu-ibu lain juga dapat tambahan pendapatan," katanya kemudian.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

55 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

56 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.

Baca Selengkapnya

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.

Baca Selengkapnya

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

6 Oktober 2023

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

Narges Mohammadi, aktivis hak perempuan asal Iran yang kini masih dipenjara, memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2023.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

16 Juni 2023

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

Kesetaraan gender adalah isu yang terus diperjuangkan di seluruh dunia. Film memiliki kekuatan untuk mengangkat isu-isu sosial ini. Apa saja?

Baca Selengkapnya

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

2 Juni 2023

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

KPU dan Komnas perempuan bertemu untuk bicarakan Pemilu 2024 yang ramah perempuan dan inklusif. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya