COP21 Paris, Afrika Akan Bangun Energi Bersih 300 Gigawatt

Jumat, 4 Desember 2015 20:35 WIB

Seorang peserta aksi mengenakan kostum hewan panda saat melakukan aksi di Kiev, Ukraina, 29 November 2015. Pada hari yang sama, orang-orang di seluruh dunia turun ke jalan menyerukan tentang perubahan iklim yang sedang dibahas dalam Koferensi Perubahan Iklim Dunia (COP21) di Paris yang akan memberikan 100% energi terbarukan masa depan. REUTERS/Valentyn Ogirenko

TEMPO.CO, Paris - Semua kepala negara dari Benua Afrika bersepakat membangun energi baru-terbarukan sebesar 300 gigawatt hingga 2030. Jumlah ini dua kali total pasokan listrik Benua Hitam tersebut saat ini.

Kesepakatan ini diumumkan dalam Konferensi Perubahan Iklim ke-21 di Paris (COP21 Paris) pada Selasa, 1 Desember 2015.

Untuk permulaan, Badan Energi Baru-Terbarukan Afrika (AREI) akan membangun 10 gigawatt energi baru-terbarukan pasca-COP21 Paris. "Inisiatif ini merupakan bagian dari kontribusi global untuk menekan perubahan iklim dan menghapus krisis energi," demikian yang tertulis dalam rilis yang dibagikan pada Rabu, 2 Desember 2015.

Dalam rilis tersebut, AREI menyatakan, langkah ini merupakan strategi untuk menekan karbon sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. "Serta membawa energi bersih bagi 640 juta orang di Benua Afrika."

Rencana ini mendapat dukungan Prancis. Negara tuan rumah COP21 ini memberikan bantuan 2 juta euro untuk pembangunan sumber energi baru-terbarukan di Afrika sepanjang 2016-2020. "Ini langkah baik untuk dunia, terutama bagi negara-negara berkembang," kata Presiden Prancis Francois Hollande.

Samanta Smith, Kepala WWF bidang Iklim Global dan Inisiatif Energi, mengatakan langkah Afrika-Paris merupakan kolaborasi skala besar yang dibutuhkan dunia. "Mereka patut dicontoh negara maju berkembang lainnya untuk target nol karbon dan nol kemiskinan," tuturnya di Le Bourget Exhibition Center, tempat diselenggarakannya COP21 Paris.

AMRI MAHBUB (PARIS)

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

10 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

17 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

31 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya