Heli Buatan PTDI Dibeli Lebih 30 Negara, Ini Keunggulannya  

Reporter

Jumat, 27 November 2015 07:58 WIB

Helikopter EC 725 (PT DI)

TEMPO.CO, Jakarta - Helikopter EC-725 dan EC-225 buatan PT Dirgantara Indonesia sudah digunakan banyak kepala negara di dunia. Jepang misalnya, merupakan salah satu negara yang menggunakan helikopter produk kolaborasi PTDI dan Airbus Helicopter Prancis tersebut.

Kementerian Pertahanan Jepang pertama kali mendapatkan helikopter ini pada 2006. Satu tahun berikutnya Jepang kembali menambahkan dua buah helikopter EC-225. Bahkan helikopter ini sempat digunakan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukada dan kepala negara lain dalam pertemuan negara-negara G-8 yang diadakan pada Juli 2008.

(Baca: Beli Helikopter Buatan Asing, Menteri Luhut Akan Tanya KASAU)

Selain digunakan Perdana Menteri Jepang, helikopter ini dalam keadaan mendesak juga digunakan sebagai alat transportasi jika ada bencana alam. Pada 2008, helikopter ini bahkan digunakan untuk mengamankan daerah pantai dan batas teritorial perairan. Untuk kepentingan ini, dua helikopter disiagakan di Bandara Internasional Kansai.

Penggunaan helikopter ini oleh Jepang dilakukan lantaran kecanggihan teknologi dan fasilitas yang ditawarkan. Sebagai turunan dari produksi Super Puma, helikopter ini memungkinkan mengangkut banyak penumpang. Selain itu, helikopter ini juga memiliki kemampuan angkut yang baik, automatic pilot, ketahanan terbang, dan keamanan tinggi, yang membuat helikopter ini dijadikan pilihan Jepang.

Selain Jepang, lebih dari 30 kepala negara telah menggunakan helikopter EC-725 dan EC-225. Kepala negara ini di antaranya adalah Presiden Prancis, Presiden Spanyol, Presiden Turki, dan Presiden Korea Selatan.

TNI AU dikabarkan akan membeli sebuah helikopter baru untuk Presiden Joko Widodo. Helikopter ini merupakan helikopter Agusta Westland AW-101 buatan Inggris. Padahal, helikopter EC-225 buatan PT Dirgantara Indonesia memiliki jam terbang lebih banyak dan banyak dipakai kepala negara. Pembelian Agusta Westland AW-101 sendiri hanya digunakan di empat negara. Bahkan Presiden US, dan VVIP di India dikabarkan membatalkan pembelian helikopter ini.

Baca juga:
Ini yang Dilakukan Ahok Jika Membaca Hujatan di Media Online
Karpet Merah Setya Novanto, Pamdal Bentak Politikus NasDem

AIRBUS HELICOPTERS | MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

22 Februari 2024

Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

PT Dirgantara Indonesia (Persero) turut serta dalam pengembangan mobil terbang Vela Alpha. Bagaimana peran PTDI di proyek ini?

Baca Selengkapnya

Bappenas, PT DI dan Pemprov Bali Teken Kerja Sama Pemanfaatan Pesawat N219

17 Februari 2024

Bappenas, PT DI dan Pemprov Bali Teken Kerja Sama Pemanfaatan Pesawat N219

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) , Kementerian PPN/Bappenas, dan pemerintah provinsi Bali menandatangani kesepakatan bersama pemanfaatan pesawat N219.

Baca Selengkapnya

Pembayaran Gaji Karyawan PT Dirgantara Indonesia Bermasalah, Ini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Pembayaran Gaji Karyawan PT Dirgantara Indonesia Bermasalah, Ini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir merespons persoalan pembayaran gaji karyawan PT Dirgantara Indonesia yang mesti dicicil.

Baca Selengkapnya

PTDI Belum Lunasi Gaji Karyawan, Ini Penjelasan Perusahaan

19 Desember 2023

PTDI Belum Lunasi Gaji Karyawan, Ini Penjelasan Perusahaan

Perusahaan pelat merah produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia atau PTDI belum melunasi gaji karyawannya pada November 2023.

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Ekspor 6 Pesawat NC212i ke Filipina

20 Oktober 2023

PT Dirgantara Indonesia Ekspor 6 Pesawat NC212i ke Filipina

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengekspor 6 pesawat terbang NC212i ke Filipina.

Baca Selengkapnya

PT Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia Dilaporkan ke Ombudsman, Apa Kasusnya? Ini profilnya

18 Oktober 2023

PT Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia Dilaporkan ke Ombudsman, Apa Kasusnya? Ini profilnya

Tiga Perusahaan BUMN dilaporkan ke Ombudsman yaitu PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia. Soal jual senjata ilegal ke Myanmar?

Baca Selengkapnya

Diduga Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, 3 BUMN Dilaporkan ke Ombudsman

17 Oktober 2023

Diduga Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, 3 BUMN Dilaporkan ke Ombudsman

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan (SSR) melaporkan tiga BUMN ke Ombudsman RI tentang dugaan penjualan senjata ilegal ke Myanmar

Baca Selengkapnya

Profil 3 BUMN yang Dituding Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

6 Oktober 2023

Profil 3 BUMN yang Dituding Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Tiga BUMN dituding menjual senjata ke Junta Myanmar pasca kudeta pada 1 Februari 2021. Berikut profil tiga BUMN tersebut.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan 3 BUMN Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, Komnas HAM Didesak Investigasi

5 Oktober 2023

Kasus Dugaan 3 BUMN Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, Komnas HAM Didesak Investigasi

Organisasi koalisi masyarakat sipil untuk reformasi sektor keamanan meminta Komnas HAM usut kasus dugaan penjualan senjata ilegal ke Myanmar oleh 3 BU

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia dan Lokheed Martin Kerja Sama Pengadaan Sikorsky S-70M Black Hawk

23 Agustus 2023

PT Dirgantara Indonesia dan Lokheed Martin Kerja Sama Pengadaan Sikorsky S-70M Black Hawk

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Sikorsky, perusahaan Lockheed Martin, kerja sama pengadaan helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk.

Baca Selengkapnya