Suap Dokter = 40 Persen Harga Obat, Menteri Kesehatan Gandeng KPK

Reporter

Rabu, 25 November 2015 20:21 WIB

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (tengah) didampingi Plt Pimpinan KPK Johan Budi (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, 6 November 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek berencana melakukan kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi tentang gratifikasi bagi dokter. "Nanti kami akan kerja sama dengan KPK membuat aturan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh diterima dokter," kata Nila di kantornya, Selasa, 3 November 2015.

Nila mengatakan pihaknya perlu mengatur lebih rinci apa yang boleh dan tidak diterima profesi dokter. Menurut dia, dokter boleh menerima “hadiah” dari perusahaan obat bila berkaitan untuk mengembangkan kemampuan si dokter. "Untuk membuat riset dan penelitian bagi dokter boleh karena meningkatkan keahlian dokter," ujarnya.

Namun Nila tidak setuju dengan hadiah dari perusahaan farmasi yang diberikan secara individu kepada dokter. "Seperti hadiah jalan-jalan," tuturnya.

Pelaksana tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi S.P. menyambut baik bila Kementerian Kesehatan akan melakukan kerja sama dengan lembaganya tentang aturan itu. "Kami ikut senang dengan rencana itu," ucapnya.

Selama ini, kata Johan, dia sering diminta menjadi pembicara dalam berbagai seminar terkait dengan pencegahan penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan. "Tapi tidak khusus tentang gratifikasi untuk dokter saja," katanya.

Menurut Johan, sampai saat ini pun KPK tidak pernah mengusut gratifikasi yang diduga didapat oleh para dokter dari perusahaan farmasi. Sedikitnya jumlah anggota KPK membuat para penyidik harus menunggu laporan seseorang dan menelaah lebih lanjut sebelum menginvestigasinya. "Kami harus tunggu laporan dulu sebelum mengusut dokter," ujarnya.

Nila meminta masyarakat tidak menuduh semua dokter melakukan gratifikasi. "Saya yakin, masih banyak dokter yang bekerja dengan profesional," tuturnya.

Sebelumnya, majalah Tempo pernah menuliskan soal strategi perusahaan farmasi yang memberikan hadiah pernak-pernik menawan hingga mobil mewah kepada dokter dalam bisnis obat-obatan di Tanah Air. Imbalannya, dokter diminta menuliskan resep obat yang diproduksi perusahaan farmasi pemberi hadiah itu.

Menurut Iwan Dwiprahasto, dokter dan guru besar farmakologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), nilai bisnis obat yang fantastis membuat perusahaan farmasi berlomba melimpahi dokter dengan hadiah dan komisi. Tahun ini, omzet farmasi Indonesia Rp 69 triliun.

Dana yang dipakai perusahaan untuk menyervis dokter bisa mencapai 40 persen lebih dari harga obat. "Obat jadi mahal karena harus membiayai dokter jalan-jalan ke luar negeri, main golf, atau beli mobil," ucap Iwan, akhir September lalu.

Padahal farmasi lokal tak melakukan riset obat. Mereka tak punya produk paten. Yang diproduksi di sini kebanyakan obat yang telah usai masa patennya alias generik. Lantaran diberi merek—dikenal dengan istilah obat generik bermerek atawa me too—dan dipromosikan habis-habisan, harganya pun melambung. Dokter yang mendapat limpahan hadiah dari perusahaan farmasi lebih suka meresepkan obat me too daripada generik.

Iwan, yang juga menjabat Ketua Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional—lembaga yang menyusun daftar obat untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, pernah melakukan penelitian pada 2009 dan menemukan harga obat generik bermerek bisa sampai 80 kali harga obat generik.

MITRA TARIGAN | MAJALAH TEMPO

Berita terkait

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

11 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

41 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

58 hari lalu

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

20 Februari 2024

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

Kepada hakim, ALI tak menyangka temannya, Anggi, akan membajak paket Shopee dan menggunakan akun banknya untuk penipuan lantaran mahasiswi kedokteran.

Baca Selengkapnya

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran

Baca Selengkapnya

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

8 Februari 2024

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

Pendirian Fakultas Kedokteran diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

4 Februari 2024

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

Calon presiden Prabowo Subianto menjanjikan 300 fakultas kedokteran dan beasiswa untuk 10 ribu pelajar.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

16 Januari 2024

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

Berapa besaran UKT untuk Program Studi Kedokteran?

Baca Selengkapnya

7 Kampus Kedokteran Terbaik Versi EduRank, UI Memimpin

16 Januari 2024

7 Kampus Kedokteran Terbaik Versi EduRank, UI Memimpin

EduRank mengurutkan peringkat 75 kampus terbaik 2023 berdasarkan kinerja penelitiannya pada bidang kedokteran. Dalam daftar ini, UI menempati peringkat pertama.

Baca Selengkapnya