Ratusan Bahasa Etnik Terancam Punah, LIPI Kumpulkan Ahli  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 25 November 2015 11:41 WIB

Rencana Kementerian Pendidikan Nasional untuk menghapus bahasa daerah dari kurikulum pendidikan nasional menuai protes di Bali. TEMPO/Rofiqi Hasan

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan bahasa etnis di Indonesia terancam punah. Musababnya, penutur aslinya semakin berkurang ditambah kurang diperhatikannya bahasa-bahasa daerah minoritas oleh pemerintah.

“Terlebih di Indonesia bagian timur,” kata Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Akmadi Abbas dalam pembukaan International Conference on Language, Culture, and Society 2015 di gedung LIPI, Jakarta Selatan, Rabu, 25 November 2015.

Karena itu, ucap dia, LIPI berinisiatif menggelar konferensi bahasa dan kebudayaan bertaraf internasional untuk mencari cara efektif mencegah potensi kepunahan bahasa daerah.

Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Sri Sunarti Purwaningsih berujar, bentuk penyelamatan tersebut berupa intervensi khusus. Hanya, menurut dia, bentuk intervensinya akan berbeda pada tiap daerah. “Bergantung pada ekologi bahasa dan konteks masyarakatnya,” tutur Sri di tempat yang sama.

Dalam konferensi tahun ini, kata Sri, ada beberapa hal yang akan dibicarakan peneliti, pemangku kebijakan, dan perwakilan dari masyarakat. Pertama, membicarakan bentuk intervensi penyelamatan.

Kedua, membahas persoalan globalisasi dan pengaruhnya terhadap bahasa-bahasa etnis yang ada di Indonesia. Ketiga, merumuskan peran bahasa dalam konstruksi identitas nasional. Dan terakhir, membangun jejaring akademik berbagai disiplin ilmu.

Menurut Sri, Indonesia memiliki 750 lebih bahasa etnis. “Fungsi bahasa daerah amat banyak,” katanya. Yakni sebagai identitas kedaerahan, wahana komunikasi dalam suatu masyarakat adat, dan mentransmisikan tradisi lisan Nusantara yang sarat akan kearifan lokal. Tak heran jika Indonesia menjadi laboratorium bahasa terbesar kedua di dunia.

Konferensi tahun ini akan digelar pada 25-26 November 2015 di gedung LIPI, Jakarta Selatan. Ada tiga pemakalah utama dalam konferensi ini.

Pemakalah pertama adalah I Wayan Arka, kandidat profesor di Universitas Udayana, Bali. Arka akan membahas dinamika globalisasi dan glokalisasi dalam kaitannya dengan masalah konservasi bahasa dengan menyorot bahasa-bahasa di Indonesia timur.

Glokalisasi, akronim dari kata “global” dan “lokalisasi”, adalah jargon bisnis untuk menyebut adaptasi produk atau jasa terhadap kearifan lokal. Istilah ini pertama dipopulerkan Roland Robertson, sosiolog dari University of Aberdeen, Skotlandia, pada awal dekade 1990.

Pemakalah lain ialah Sebastianus Fernandez, pakar linguistik dari Universitas Nusa Cendana, Kupang. Sebastianus akan membicarakan posisi bahasa dalam politik dan konstruksi nasionalisme di Indonesia. Pemakalah ketiga adalah Asako Shiohara, kandidat profesor di Tokyo University, Jepang.

Dalam konferensi dua hari ini, juga ada panel diskusi lain yang akan membahas lebih terperinci masalah-masalah kebahasaan yang ada.

AMRI MAHBUB




Berita terkait

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

48 hari lalu

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

27 Juli 2020

Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

Selain Kebun Raya Purwodadi, LIPI telah membuka kembali Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Eka Karya Bali.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

29 Juni 2020

Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

Peneliti LIPI mengatakan pengolahan dan penyimpanan yang baik dapat mencegah kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes di jamur enoki.

Baca Selengkapnya

Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

5 Mei 2020

Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

Bambang Brodjonegoro mengatakan alat pendeteksi Virus Corona alias COVID-19 baik berbasis PCR maupun non-PCR tengah dikembangkan di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

18 Oktober 2019

LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

LIPI akan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena tentang pembentukan BRIN

Baca Selengkapnya

Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

31 Januari 2019

Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

Menurut Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, reorganisasi internal sudah disetujui Kemenpan-RB.

Baca Selengkapnya

2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

10 Desember 2018

2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

Sejak tahun 1998, LIPI terlibat dalam kegiatan COREMAP.

Baca Selengkapnya

Laksana Tri Handoko Dilantik Jadi Kepala LIPI yang Baru

31 Mei 2018

Laksana Tri Handoko Dilantik Jadi Kepala LIPI yang Baru

Sebelum menjadi Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko menjabat sebagai Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik.

Baca Selengkapnya

Rayakan HUT Ke-201, Kebun Raya Bogor Gelar Pameran Seni Botani

18 Mei 2018

Rayakan HUT Ke-201, Kebun Raya Bogor Gelar Pameran Seni Botani

Kegiatan berlangsung selama tiga hari mulai 18 sampai 20 Mei 2018 di Gedung Samida Kebun Raya Bogor.

Baca Selengkapnya