Paku Alam IX Wafat, Pelantikan Pengganti Diminta Dipercepat

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Minggu, 22 November 2015 18:29 WIB

Sejumlah abdi dalem Keraton Kadipaten Paku Alam membawa peti jenazah alm. Paku Alam IX keluar dari persemayaman terakhir di Ndalem Ageng Komplek Pura Pakualaman, Yogyakarta, 22 November 2015. Jenazah diberangkatkan menuju pemakaman keluarga di Girigondo, Kulon Progo. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Paguyuban Dukuh Kabupaten Gunungkidul 'Janaloka"' mendesak agar calon pengganti Paku Alam IX, baik sebagai raja Puro Pakualaman maupun Wakil Gubernur DIY dipercepat pasca mangkatnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam IX, pada Sabtu 21 November 2015 kemarin.

"Kami sangat berharap jabatan kultural sebagai raja dan politis sebagai wakil gubernur oleh trah Puro Pakualaman yang sah tak terlalu lama kosong," ujar Ketua Dewan Penasehat Paguyuban Dukuh Gunungkidul Sutiyono kepada Tempo, Ahad, 22 November 2015.

Sikap paguyuban dukuh ini telah bulat dan disepakati seluruh anggota paguyuban sejak konflik Puro Pakualaman mencuat tiga tahun silam. Paguyuban Dukuh, sudah menerka, mangkatnya Pakualam IX bakal memicu kisruh internal yang belum usai. Terutama dengan kubu trah Kanjeng Pangeran Hario Anglingkusumo yang selama ini mengklaim gelar raja Pakualaman seharusnya untuk dirinya. "Pendirian dan sikap Paguyuban Dukuh tak akan berubah,untuk mendukung trah yang sah, yakni dari Pakualam IX," ujar Sutiyono.

Sejak menobatkan dirinya menjadi raja tandingan Puro Pakualaman, Anglingkusumo melalui perwakilannya sempat bergerilya ke kabupaten-kabupaten dan berniat mendeklarasikan diri. Termasuk di Gunungkidul.

"Silahkan saja (Anglingkusumo) mengulang deklarasi sebagai raja, kami tak akan bubarkan paksa seperti dulu, hanya tetap menolak," ujar Sutiyono.

Trah yang sah yang dimaksud Paguyuban Dukuh yakni para keturunan Pakualam IX atau yang memiliki nama kecil KPH Ambarkusumo. "Sesuai paugeran yang dianut saja, kami tak akan mau mengakui mereka yang bertahta dan tak diakui Puro Pakualaman, " ujar Sutiyono.

Anak sulung almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam IX, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo telah ditunjuk sebagai pelaksana harian Adipati Puro Pakualaman menggantikan ayahnya. Penunjukkan dilakukan melalui rapat keluarga pada Sabtu, 21 November 2015.

Aktivis Sekretariat Bersama Keistimewaan Agung Nurharjanto mengatakan bahwa pihaknya tetap akan mengawal keistimewaan meskipun sejumlah pendukungnya dulu kini telah berubah haluan. "Ada yang mulai mendukung Angling, tapi tak masalah, kami tetap kawal UU Keistimewaan ditegakkan, khusunya melalui parlemen," ujar Agung. Menurut Agung titik krusial pengisian jabatan wakil gubernur DIY kelak tergantung usulan yang masuk ke parlemen dari Puro Pakualaman.

PRIBADI WICAKSONO.

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

7 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

10 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

15 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

19 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

22 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

23 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

25 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

30 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

34 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya