Pohon Beringin Dicat Warna-warni, Warga Malang Galang Petisi  

Reporter

Editor

Anton Septian

Minggu, 22 November 2015 10:40 WIB

Sejumlah siswa Sekolah Dasar membawa sejumlah poster saat aksi penggalangan dana untuk korban bencana kabut asap di depan stasiun Kota Malang, Jawa Timur, 16 Oktober 2015. Penggalangan dana dalam bentuk donasi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap korban kabut asap. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Malang - Warga Malang menggalang dukungan petisi online melalui Change.org memprotes Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang mengecat pohon beringin. Penggagas petisi, Julia Rachmawati, melayangkan petisi kepada Wali Kota Malang Mochamad Anton serta Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Erik Setyo Santoso. "Hentikan pengecatan pohon beringin di Alun-alun," tulis Julia, mengawali petisi.

Sejak diluncurkan dua hari lalu, petisi ini telah ditandatangani 153 pendukung. Julia mengaku, sebagai warga yang lahir dan besar di Malang, Alun-alun Merdeka Malang menyimpan kenangan tersendiri. Pohon beringin rindang yang tumbuh di sekeliling alun-alun merupakan tetenger peradaban dan perubahan Kota Malang.

Pohon beringin juga menjadi saksi bisu sejak zaman kemerdekaan. Sedangkan pengecatan pohon bakal mengganggu pertumbuhan pohon beringin, termasuk menyebabkan kematian secara perlahan-lahan. Hal itu lantaran cat mengandung bahan kimia yang bakal merusak tanaman.

"Alun-alun akan kehilangan kerindangannya. Kembalikan fungsi ekologisnya," ujarnya, Ahad, 22 November 2015. Pengecatan pohon beringin, kata dia, melanggar Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Taman dan Dekorasi Kota. Dalam Pasal 24 huruf f disebutkan dilarang merusak, membakar, dan menebang pohon yang dikuasai Pemerintah Kota Malang.

Merusak pohon, ujar dia, meliputi menguliti serta memberi bahan berbentuk padat atau cair, sehingga mengakibatkan pohon mati atau kehilangan fungsinya. Ketentuan pidana bagi pelanggar diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 bulan dan denda Rp 5 juta. Dalam konteks Dinas Pertamanan, yakni siapa yang memerintah.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang Erik Setyo Santosi mengatakan kulit pohon dicat berwarna hijau, biru, dan oranye menggunakan pengencer air, sehingga tak merusak tanaman dan akan hilang jika diguyur hujan. Pohon beringin itu dicat untuk uji coba setelah ada keluhan warga soal kawasan taman bermain di bawah pohon beringin yang angker.

Untuk menghilangkan kesan angker, petugas menambah penerangan dan mengecat pohon. Menurut dia, pengecatan bersifat sementara. Cat akan hilang sendiri jika diguyur hujan. Tak semua pohon beringin dicat, hanya pohon yang terdekat dengan taman bermain.

"Pengecatan pohon diadopsi dari sejumlah negara. Tak berbahaya bagi tanaman," ujarnya. Setelah banyak warga yang protes, petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan menghapus cat dengan mesin gerinda. Total sekeliling alun-alun tumbuh 22 pohon berumur ratusan tahun. Pohon beringin tumbuh sejak zaman Hindia Belanda.

Selama ini Dinas Pertamanan merawat pohon dengan mengurangi percabangan untuk menghindari dahan keropos dan rawan ambruk.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

17 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi

Baca Selengkapnya

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

31 hari lalu

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?

Baca Selengkapnya

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

32 hari lalu

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya

Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

27 Februari 2024

Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Jawa Timur, akan mengirim 18 siswa mengikuti Istanbul Youth Summit (IYS) 2024.

Baca Selengkapnya

Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

14 Februari 2024

Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

Sejumlah TPS di Kota Malang kekurangan surat suara untuk Pilpres 2024. Proses pemungutan suara pun dihentikan.

Baca Selengkapnya

Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

1 Februari 2024

Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

Jawa Timur memang jagonya dalam pengembangan desa wisata, berikut 5 desa wisata yang wajib Anda cantumkan dalam daftar perjalanan Anda.

Baca Selengkapnya

7 Tempat Wisata Di Malang yang Murah Meriah dan Seru untuk Dikunjungi

28 Agustus 2023

7 Tempat Wisata Di Malang yang Murah Meriah dan Seru untuk Dikunjungi

Berikut ini tempat wisata di Malang yang murah dan menarik untuk dikunjungi

Baca Selengkapnya

Kisah Awal Klub Sepak Bola Arema FC

12 Agustus 2023

Kisah Awal Klub Sepak Bola Arema FC

Tak terasa Arema sudah berusia 36 tahun sejak didirikan 11 Agustus 1987. Ini sejarah singkat Arema FC yang lahir untuk menyatukan arek-arek Malang

Baca Selengkapnya

Wali Kota Malang ke Beijing, Ajak Pengusaha China Kembangkan 'Silicon Valley'

11 Juni 2023

Wali Kota Malang ke Beijing, Ajak Pengusaha China Kembangkan 'Silicon Valley'

Wali Kota Sutiaji mengajak pengusaha dan akademisi China untuk bersama-sama mewujudkan 'Silicon Valley' di Malang.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Hotel Murah di Malang dan Batu untuk Liburan Terjangkau

20 April 2023

10 Rekomendasi Hotel Murah di Malang dan Batu untuk Liburan Terjangkau

Kota Malang hingga Batu memiliki sejumlah hotel dengan harga terjangkau yang cocok jika ingin liburan dengan budget terbatas.

Baca Selengkapnya