IDI Kritisi Proses Evakuasi Dokter Andra dari Aru

Reporter

Jumat, 13 November 2015 17:16 WIB

Menteri kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek melihat Jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 13 November 2015. Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan kepada Andra dengan penghargaan Ksatria Bakti Husada. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Tangerang - Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia Daeng Muhammad Faqih menilai proses evakuasi dokter Dionisius Giri Samudra alias Andra yang sakit ketika bertugas di daerah pedalaman terhambat fasilitas yang minim.

"Karena pemerintah tidak atau belum memiliki sistem evakuasi dan keterbatasan itu, dokter Andra harus dirawat seperti itu," ujarnya saat ditemui dalam pelepasan jenazah di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat, 13 November 2015.

Menurut Daeng, semestinya pemerintah memiliki fasilitas transportasi evakuasi yang memadai, seperti pesawat terbang atau helikopter yang dilengkapi dengan perlengkapan medis." Ini bisa digunakan ketika evakuasi biasa tidak bisa dilakukan," tuturnya.

Fasilitas evakuasi ini sudah selayaknya disiapkan pemerintah. Selain mengkritisi proses evakuasi, IDI menuntut standar penghormatan dan reward berupa jaminan untuk dokter yang bertugas di pedalaman. "Karena selalu berisiko mengalami kecelakaan dan terkena penyakit," ucapnya.

Selama ini, kata dia, pemerintah belum menyediakan jaminan itu.

Andra meninggal karena para dokter tak bisa mengevakuasi dengan cepat. Tidak ada penerbangan langsung dari Dobo menuju Jakarta. Pemerintah daerah sempat berencana mengevakuasi Andra melalui jalur laut, tapi kondisi Andra tidak memungkinkan.

SIMAK: Begini Kronologi Evakuasi Dokter Muda Andra dari Dobo

Evakuasi terbaik adalah menggunakan pesawat terbang dari Dobo. Pemerintah daerah sudah menyiapkan anggaran untuk menyewa pesawat, tapi pesawat milik TNI tengah mengalami masalah teknis. Kementerian Kesehatan mempersiapkan pesawat lain untuk mengangkut Andra. Namun pesawat itu harus berangkat dari Timika. Dalam waktu persiapan itu, Andra meninggal.

Jenazah dokter muda itu tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat pagi, 13 November 2015. Perwakilan dari Kementerian Kesehatan yang hadir untuk menyerahkan jenazah dokter muda itu memberikan penghargaan di bidang kesehatan, yaitu Ksatria Bakti Husada, untuk Andra.

Andra, dokter muda yang sedang melaksanakan Program Internship, meninggal ketika sedang menjalankan tugas di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Andra meninggal pada Rabu, 11 November 2011, pukul 18.18 WIT di Rumah Sakit Bumi Cendrawasih, Kabupaten Dobo. Dokter alumnus Universitas Hasanudin itu didiagnosis menderita penyakit yang diakibatkan virus campak dengan komplikasi infeksi otak (ensefalitis).

JONIANSYAH HARDJONO



SIMAK:
Tinggalkan Kemapanan:Dokter Ini Pilih Mengabdi, Gugur di Aru
Curhat Ibu Dokter Muda: Sebelum ke Aru, Andra Minta Dipeluk




Advertising
Advertising

Berita terkait

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

46 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

56 hari lalu

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

56 hari lalu

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lima Komisioner KPU Kepulauan Aru Tersangka Korupsi, Bawaslu: Pemilu Bisa Terganggu

21 Januari 2024

Lima Komisioner KPU Kepulauan Aru Tersangka Korupsi, Bawaslu: Pemilu Bisa Terganggu

Bawaslu merespons ada gangguan kelancaran pemilihan umum di Kepulauan Aru, Maluku, setelah lima komisioner KPU ditangkap atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

3 Januari 2024

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

Rokok elektrik mulai dikenai pajak pada 1 Januari 2024. Apa bahaya dan efek samping memakai rokok elektrik bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

12 Oktober 2023

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

Ketua KPU Hasyim Asyari mengatakan mitigasi kematian pada petugas KPPS akan menjadi perhatian KPU. Terutama bukan berusia 50 tahun ke atas.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Lukas Enembe Ganggu Kenyamanan Tahanan Lain dan Tak Disiplin Konsumsi Obat

5 Agustus 2023

KPK Sebut Lukas Enembe Ganggu Kenyamanan Tahanan Lain dan Tak Disiplin Konsumsi Obat

KPK menerima surat dari tahanan lain yang mengeluhkan keberadaan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya