Tak Lagi Tanam Sawit, Petani Mukomuko Kini Tanam Jengkol  

Reporter

Jumat, 13 November 2015 15:18 WIB

Jengkol. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Para petani di wilayah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, siap mengganti ratusan hektare tanaman sawit menjadi tanaman hutan yang menghasilkan buah lewat program kemitraan pengelolaan hutan berbasis masyarakat.

Ketua Kelompok Tani Suaka Lestari Desa Bukitmakmur, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Suroso, Jumat, 13 November 2015, mengatakan 25 anggota kelompoknya yang selama ini menanam sawit di Hutan Produksi Air Dikit akan beralih ke tanaman hutan yang menghasilkan buah. "Penggantian jenis komoditas ini secara bertahap dan kami memilih tiga komoditas pengganti, yakni karet, jengkol, dan pala," katanya.

Suroso mengatakan para petani antusias untuk terlibat dalam program kemitraan pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang dikelola lembaga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Lewat program ini, masyarakat yang selama ini menggantungkan perekonomian dari kawasan hutan dimungkinkan mengelola kawasan hutan dengan syarat mengganti jenis tanaman sawit ke tanaman lain yang menghasilkan buah. "Kami memilih tiga jenis tanaman itu karena sudah terbukti tumbuh subur di wilayah ini," ucapnya.

Koordinator pendamping lapangan program "Community Based Forest Management" (CBFM) atau Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat dari Yayasan Genesis Bengkulu, Delvi Indriadi, di Bengkulu mengatakan ada 250 keluarga yang akan mengelola 500 hektare kawasan hutan yang terlibat dalam program itu."Program ini untuk memperkuat tata kelola hutan yang adil dan lestari yang dicanangkan pemerintah lewat Dirjen Perhutanan Sosial dan animo petani sangat tinggi," katanya.

Yayasan Genesis merupakan fasilitator program pola kemitraan pengelolaan hutan antara petani dan KPH di dua desa, yakni Desa Bukitmakmur, Kecamatan Penarik, dan Desa Lubuk Selandak, Kecamatan Teramang Jaya, Kabupaten Mukomuko. "Hasil akhirnya adalah masyarakat akan mendapatkan legalitas mengelola kawasan hutan untuk perekonomian mereka," ucapnya.

Menurut dia, sasaran program tersebut adalah masyarakat yang menggantungkan perekonomian dari kawasan hutan. Wilayah hutan yang dikelola ratusan keluarga tersebut adalah Hutan Produksi (HP) Air Dikit dan HPT Teramang dengan luas masing-masing 2.730 hektare dan 4.854 hektare.

ANTARA

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

18 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Polisi Larang Sepeda Listrik Beroperasi di Jalan Raya

4 hari lalu

Polisi Larang Sepeda Listrik Beroperasi di Jalan Raya

Polres Mukomuko, Bengkulu, melarang sepeda listrik beroperasi di jalan raya usai menerima laporan pengguna kendaraan bermotor yang terganggu

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

10 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

18 hari lalu

Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

Warga Kabupaten Mukomuko dilaporkan tewas diserang buaya saat mencari lokan di Sungai Selagan. Kasus kedua dalam dua tahun ini.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

23 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

35 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya