Kurang Setuju Pansus, PKS Ingin Skandal Petral Diusut KPK  

Reporter

Editor

Anton Septian

Jumat, 13 November 2015 08:30 WIB

Ilustrasi Logo Petral.www.dpgroup.sg

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera tak begitu mendukung usulan panitia khusus terkait dengan hasil audit forensik Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) periode 2012-2014. Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mardani Ali Sera menyarankan pemerintah segera meminta Badan Pemeriksa Keuangan menghitung kerugian negara, yang selanjutnya diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Kalau dibuat juga boleh, tapi saya khawatir. Kalaupun ada pansus, tidak tepat meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah sekarang," kata Mardani saat dihubungi, Kamis, 12 November 2015. Dia khawatir, kalau pansus dibentuk sekarang, justru malah memperlambat kinerja penegak hukum. "Kalau pansus untuk periode lalu boleh, tapi kan sudah tidak lagi, tidak banyak membantu merapikan the damage."

Karena itu, pansus baru diperlukan ketika penegak hukum yang menangani kasus Petral ini bertindak lamban. Pansus, kata dia, harus berfungsi sebagai katalisator bagi penegak hukum untuk bekerja dengan cepat.

Mardani juga meminta pemerintah membuka hasil audit ke publik. Sebab, kerugian yang ditimbulkan Petral tak mungkin sedikit, sehingga masyarakat harus turut mengawasi kinerja penegak hukum nanti. "Buka ke publik. Publik harus menanggapi ketika ada fraud," ujarnya.

Berbeda dengan PKS yang tak begitu mendukung pansus, Partai Persatuan Pembangunan belum menentukan sikap. Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar mengaku belum ada pembahasan soal Petral lantaran anggotanya masih reses. "Belum ada pembicaraan. Anggota saya juga belum lapor. Masih tidak jelas tentang rencana itu," tutur Hasrul.

Sebelumnya, pembentukan panitia khusus Petral diusulkan politikus NasDem, Kurtubi. Menurut Kurtubi, pansus dibentuk supaya ada kejelasan informasi dan kemungkinan langkah hukum yang bisa diambil pihak berwenang.

Audit forensik dari auditor internasional Kordha Mentha menyebutkan adanya mafia yang menyebabkan pengadaan minyak oleh Petral menjadi lebih mahal. Audit periode 2012-2014 itu menemukan kejanggalan. Sebab, sejak 2012, Petral selalu memprioritaskan pengadaan minyak lewat perusahaan minyak nasional rekanannya. Akibat penggiringan itu, Pertamina cuma mendapat diskon US$ 30 sen per barel, dari yang seharusnya bisa US$ 1,3 per barel.

LINDA TRIANITA | ROBBY IRFANY

Berita terkait

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

31 Mei 2023

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres berkumpul di pulau pada pekan lalu. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

23 Mei 2023

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

24 Februari 2023

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi bakal Capres 2024.

Baca Selengkapnya

Meski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan

11 Januari 2023

Meski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan

Legislator asal PKS meyakini dari delapan fraksi di DPRD Kota Medan pasti terdapat yang mewacanakan Ranperda Kota Medan, terutama perilaku LGBT.

Baca Selengkapnya

Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

25 Desember 2022

Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia hari ini, Minggu, 25 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota

21 Agustus 2022

Anies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota

"Kalau sudah selesai satu urusan, kita bersiap dengan urusan yang berikutnya," kata Anies Baswedan sambil mengutip Surat Al-Insyirah ayat 7

Baca Selengkapnya

Jabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta

21 Agustus 2022

Jabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta

Anies Baswedan mengatakan meski tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta selesai Oktober mendatang ia tidak akan meninggalkan Jakarta

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya

21 Agustus 2022

Anies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya

"Setelah selesai Oktober tuntas di Jakarta, besoknya ke mana habis itu?" tanya Anies Baswedan yang dijawab kader PKS dengan teriakan 'Presiden'.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema

21 Agustus 2022

Anies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema

PKS bakal memilih calon presiden dan wakil presiden yang memiliki karakter nasionalis-religius. Anies Baswedan masuk daftar

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Ubah Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, PKS: Puskesmas Bukan Pusat Kesakitan Masyarakat

5 Agustus 2022

Anies Baswedan Ubah Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, PKS: Puskesmas Bukan Pusat Kesakitan Masyarakat

PKS memuji Anies Baswedan yang mengubah nama rumah sakit jadi rumah sehat dengan mengatakan Puskesmas bukan Pusat Kesakitan Masyarakat.

Baca Selengkapnya