Wapres Jusuf Kalla Kampanyekan Investasi di Pasar Modal  

Reporter

Kamis, 12 November 2015 17:55 WIB

Layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2015. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla resmi meluncurkan kampanye "Yuk Nabung Saham" sebagai kampanye nasional. Acara yang berlangsung di Main Hall Bursa Efek Indonesia ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida serta Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio.

"Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dibutuhkan hanya satu, investasi," kata Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara peluncuran Yuk Nabung Saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 November 2015.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan peluncuran kampanye ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang belum paham tentang berinvestasi di pasar modal. Padahal, kata Tito, dalam beberapa tahun terakhir, rata-rata imbal hasil investasi di pasar modal jauh lebih tinggi dibandingkan produk investasi lain.

Data OJK per 2013 menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap pasar modal masih sangat rendah. Selain itu, tingkat utilitas produk pasar modal adalah yang terkecil dibandingkan dengan lima industri jasa keuangan lainnya di Indonesia.

"Investor domestik kita masih 0,3 persen dari total penduduk, terkecil di antara negara-negara di ASEAN," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad. Ia mengatakan dari seluruh jumlah investor, sebanyak 65 persen investor saham adalah asing. Sedangkan, obligasi 37 persen juga dikuasai asing.

Aktivitas investor di pasar modal pun masih relatif rendah. Per September 2015, jumlah investor aktif di Indonesia per tahun hanya sebesar 30 persen atau sebesar 125 ribu single investor identification dari total jumlah investor pasar modal.

Berdasarkan realitas tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan sebuah program kampanye berskala nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap investasi di pasar modal. Program kampanye bernama "Yuk Nabung Saham" ini mengajak masyarakat, sebagai calon investor, berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham secara rutin dan berkala.

Dalam kampanye ini, BEI bekerja sama dengan perusahaan tercatat, perusahaan sekuritas, manajer investasi, kantor perwakilan BEI di berbagai kota, dan galeri investasi BEI di beberapa universitas untuk menjadi partner dalam berbagai kegiatan edukasi dan pemasaran kampanye.

Selain itu, BEI juga akan memperkenalkan fasilitas auto debet untuk memudahkan masyarakat Indonesia melakukan pembelian produk pasar modal seperti saham. "Kami harap ini dapat menambah ketertarikan masyarakat terhadap pasar modal," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida.



MAYA AYU PUSPITASARI


Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

10 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

8 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

8 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

8 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

9 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya