Sanggar Sapta Darma Rembang Dirusak Massa

Reporter

Rabu, 11 November 2015 23:00 WIB

Seorang umat dari aliran kepercayaan Kejawen ikut berdoa bersama dalam acara Pray For Nepal di depan Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Bali, 30 April 2015. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Semarang -Kepala Polisi Resor Rembang, Ajun Komisaris Besar Winarno, menyatakan pengrusakan Sanggar Sapta Darma di Kabupaten Rembang, Selasa 10 November 2015 siang, dilakukan massa spontan saat aparat yang dia pimpin sedang mengikuti upacara hari pahlawan. “Sedangkan aparat polsek hanya sedkit,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Rabu (11/11)/.


Dia menolak istilah kecolongan dalam insiden tempat ibadah Penganut Kepercayaan Sapta Darma di Dukuh Blando, Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang ini. “Saat kejadian kami di Polres sedang upacara,” katanya.


Informasi yang ia terima, massa perusaknya sempat berkumpul di balai desa. Namun secara spontan mendatangi lokasi dan merusak bangunan ibadah Penganut Kepercayaan Sapta Darma yang sedang dibangun.


Winarno menyatakan, saat ini kedua belah pihak sudah sepakat damai, sehingga pengusutan tidak dilanjutkan. “Kami tak mengusut kasus ini, untuk menghindari konflik lebih panjang lagi. Ini demi menjaga perdamaian,” kata dia.


Menurut Winarno, perusakan ibadah Penganut Kepercayaan Sapta Darma sekitar pukul 10.30, hanya menimbulkan kerusakan ringan karena bangunan sedang diproses. “Hanya kusen dan sebagaian kecil. Karena bangunan masih dalam bentuk tembok tanpa genteng,” katanya.


Advertising
Advertising

Ia menjelaskan, bangunan yang sempat dirusak akan dijadikan rumah tinggal. Sedangkan pengurus Penganut Kepercayaan Sapta Darma, akan mencari lokasi lain dibantu pemerintah daerah.


Ketua Persatuan Sapta Darma (Persada) Kabupaten Rembang, Sutrisno, menyatakan insiden pembakaran itu akibat pemeirntah tak melindungi komunitasnya. Ia menjelaskan memang sempat tak ada titik temu terkait dengan pertemuan warga dengan penganut Sapta Darma. “Pertemuan kedua kami tak di kabari. Sedangkan pertemuan pertama 2 September lalu tak menemukan kesepakatan,” kata dia.


Sutrisno juga menyayangkan pemeirntah daerah yang tak bersikap secara tertulis dalam memberi ruang aktivitas penganut sanggarnya. “Pemda bilang memperbolehkan membangun sanggar tapi tak ada bukti tertulis,” kata dia. EDI FAISOL

Berita terkait

Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia?

15 Oktober 2023

Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia?

Kedatangan Yahudi ke Indonesia pun memiliki sejarah panjang. Berikut perkembangan komunitas Yahudi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Penghayat Kepercayaan Dapat KTP Baru: Daripada Dicap Islam KTP, Mending PD

19 Juli 2023

Cerita Penghayat Kepercayaan Dapat KTP Baru: Daripada Dicap Islam KTP, Mending PD

Pemberian KTP ini dapat meningkatkan rasa percaya diri para Penghayat Kepercayaan.

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Tewas di Kalideres Mungkin Ikut Aliran Tertentu, Polisi Masih Selidiki

16 November 2022

Satu Keluarga Tewas di Kalideres Mungkin Ikut Aliran Tertentu, Polisi Masih Selidiki

Sementara bukan karena kelaparan penyebab satu keluarga tewas. Apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain, masih didalami.

Baca Selengkapnya

Berbagai Pandangan tentang Apokaliptik

15 November 2022

Berbagai Pandangan tentang Apokaliptik

Pencarian kata apokaliptik mendadak banyak ditelusuri artinya, karena dikaitkan dengan kemungkinan kasus kematian misterius keluarga di Kalideres

Baca Selengkapnya

Jokowi Jamin Hak Penghayat Kepercayaan di Perpres Strategi Kebudayaan

17 September 2022

Jokowi Jamin Hak Penghayat Kepercayaan di Perpres Strategi Kebudayaan

Salah satu yang diatur dalam Perpres yang diteken Jokowi ini adalah jaminan atas hak kelompok penghayat kepercayaan dalam urusan pemajuan kebudayaan.

Baca Selengkapnya

MUI Depok: Ahmadiyah Sudah Berulang Kali Diajak Berdialog

25 Oktober 2021

MUI Depok: Ahmadiyah Sudah Berulang Kali Diajak Berdialog

Ketua MUI Kota Depok, Ahmad Dimyati Badruzzaman mengatakan, jamaah Ahmadiyah sudah sering diajak berdialog. Namun buntu, karena keyakinan mereka.

Baca Selengkapnya

Setara Kritik Gubernur yang Libatkan MUI Tangani Kekerasan Ahmadiyah Sintang

20 September 2021

Setara Kritik Gubernur yang Libatkan MUI Tangani Kekerasan Ahmadiyah Sintang

"Edaran tersebut problematik, sebab salah dalam memposisikan MUI dalam peristiwa kekerasan atas Ahmadiyah Sintang," kata Halili

Baca Selengkapnya

Penghayat Kepercayaan: Hormat Bendera Tak Langgar Keyakinan

29 November 2019

Penghayat Kepercayaan: Hormat Bendera Tak Langgar Keyakinan

Penghayat kepercayaan di Yogyakarta mengatakan hormat kepada bendera merah putih tak melanggar keyakinan.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bandung Dapat KTP Pertama untuk Penghayat

22 Februari 2019

Cerita Warga Bandung Dapat KTP Pertama untuk Penghayat

Kolom aliran kepercayaan atau penghayat kini sudah bisa tertera di KTP warga Kota Bandung. Bonnie Nugraha dan keluarga sudah mendapatkannya.

Baca Selengkapnya

Begini Prosedur Mendapat KTP bagi Penganut Aliran Kepercayaan

22 Februari 2019

Begini Prosedur Mendapat KTP bagi Penganut Aliran Kepercayaan

Para penganut aliran kepercayaan di Bandung saat ini sudah bisa membuat KTP yang menegaskan identitas keyakinannya. Begini caranya.

Baca Selengkapnya