Kemenag Butuh Rp 24 Triliun Tingkatkan Mutu Madrasah
Senin, 9 November 2015 15:54 WIB
INFO NASIONAL -Kementerian Agama terus berupaya agar madrasah menjadi lembaga pendidikan Islam yang lebih baik dan kompetitif. Harapannya, madrasah berkembang menjadi lembaga pendidikan yang dipilih masyarakat karena memang lebih baik dan bermutu.
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menegaskan perencanaan arah kebijakan peningkatan mutu madrasah menjadi penting. Untuk itu, pihaknya telah menyusun desain besar peningkatan mutu madrasah untuk lima tahun ke depan. “Berbagai program telah dirumuskan dalam upaya peningkatan mutu madrasah dan semua itu sudah tertuang secara sistematis dalam sebuah grand design yang akan menjadi rujukan dan guidance bersama,” ujarnya, Rabu, 12 Agustus 2015.
Hadir dalam kesempatan ini Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, dan Perwakilan dari Australia’s Education Partnership with Indonesia Abdul Munir.
Grand desain peningkatan mutu madrasah untuk lima tahun ke depan sudah selesai disusun Tim Direktorat Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag. Harapannya, grand design ini dapat segera dipahami untuk kemudian dijadikan sebagai rujukan bersama dalam menetapkan kebijakan, perencanaan, dan penganggaran program peningkatan mutu madrasah. "Untuk lima tahun ke depan, setidaknya diperlukan biaya hingga Rp 14 triliun," kata Kamaruddin Amin.
Menurut dia, setidaknya ada tiga komponen besar program penguatan mutu pendidikan madrasah dalam lima tahun ke depan. Pertama, peningkatan kompetensi untuk lebih dari 1,2 juta guru madrasah, staf pendukung, manajer, dan personil penjaminan mutu. Kedua, bantuan untuk lebih dari 45 ribu madrasah dalam memenuhi standar nasional pendidikan sebagai dasar akreditasi (termasuk air bersih dan fasilitas sanitasi) dan standar pelayanan minimal. Bantuan ini bersifat stimulant untuk melengkapi sumber pendanaan lain. Ketiga, rehabilitasi lebih dari 110 ribu ruang kelas yang rusak, fasilitas khusus untuk pendidikan inklusif dan kebutuhan fasilitas serta bantuan teknis yang berkualitas tinggi.
Ia menambahkan grand design ini disusun untuk menyediakan peta arah bagi peningkatan kualitas pendidikan madrasah selama lima tahun ke depan dalam rangka mewujudkan visi kementerian agama. "Kami ingin mengembangkan pendidikan Islam yang toleran, moderat, inklusif di Indonesia serta menjadi model bagi dunia internasional," ucapnya.
Guru Besar Ilmu Hadits UIN Alauddin Makassar ini menegaskan akan memaksimalkan anggaran dari APBN untuk melakukan peningkatan mutu secara sistematis dan komprehensif. "Perencanaan yang baik menjadi kunci yang ditindaklanjuti dengan tahapan pelaksanaan program ditjen pendidikan Islam yang jelas dan terukur dalam lima tahun ke depan. Penjaminan mutu untuk setiap kegiatan akan diperkuat sehingga dampak dari setiap program bisa terukur," tuturnya.
Selain itu, kata Kamaruddin, grand design ini juga dirancang untuk memaksimalkan dukungan keuangan dari sumber lain, antara lain dengan meningkatkan kontribusi pemerintah daerah. "Menjadi kewajiban pemda juga untuk membiayai fasilitas madrasah negeri dan swasta untuk memenuhi standar pelayanan minimal," katanya.
Kemenag juga mengundang partisipasi berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri untuk berkontribusi dalam peningkatan mutu madrasah yang menyumbang sekitar 20 persen dari total jumlah lembaga pendidikan secara nasional.
Ditjen pendidikan Islam juga akan proaktif dalam membangun kerjasama strategis dengan semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Beberapa aspek yang bisa dikerjasamakan antara lain penguatan kompetensi guru, penguatan kerjasama dan advokasi ke pemda untuk pendanaan madrasah, pengembangan madrasah vokasional, pengembangan perilaku toleransi dan pluralisme di madrasah, dan lainnya. (*)