Renovasi Bangunan Induk Candi Sanggrahan Hampir Rampung

Reporter

Minggu, 8 November 2015 07:15 WIB

Umat Hindu memasuki trap (tangga) kedua dari sembilan trap komplek Candi Cetho, di Jenawi, Karanganyar, Jateng, 17 November 2014. Candi Hindu peninggalan Majapahit ini ramai dikunjungi karena sebagai tempat pesanggrahan raja Brawijaya sebelum moksa di Puncak Gunung Lawu. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Tulungagung - Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan hampir menuntaskan renovasi bangunan induk Candi Sanggrahan di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pekerjaan itu menjadi bagian dari pemugaran senilai Rp 1 miliar atas candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang rusak parah karena vandalisme dan pencurian arca.

Proses renovasi oleh tim pemugaran Candi Sanggrahan telah dimulai sejak 2014. Secara bertahap bangunan candi telah kembali ke bentuk semula. “Kami fokus pada candi induk dulu,”kata Iwan Tarwanto, koordinator tim pemugaran Candi Sanggrahan, Sabtu 7 November 2015.

Dia menjelaskan proses pemugaran ini memerlukan waktu cukup lama dan anggaran yang tak sedikit. Karena itu diperkirakan proyek ini akan tuntas dalam waktu tiga tahun dengan berbagai skenario renovasi yang bertahap.

Tim mentargetkan renovasi bangunan induk akan bisa tuntas akhir bulan ini. Selanjutnya tim akan menunggu pencairan anggaran dari APBN untuk tahap berikutnya. Diperkirakan biaya pemulihan bangunan yang menjadi tempat pembakaran sekaligus pelepasan jenasah Ratu Gayatri pada awal Kerajaan Majapahit ini mencapai Rp 1 miliar dan akan tuntas pada 2016 mendatang.

Proses pemugaran ini diawali dengan penyusunan peta dan maket renovasi. Selanjutnya tim memasang konstruksi tiang kayu mengelilingi candi utama sebelum memulai pemugaran. Jika tak ada kendala teknis, tim akan memasuki pemugaran pagar yang mengelilingi kompleks candi pada tahun ketiga tahun depan.

Iwan menuturkan renovasi ini sempat terkendala bahan baku untuk mengganti bagian candi yang rusak dan hilang. Tim berusaha mencari bahan batu yang mendekati kontur candi asli meski hal itu memakan waktu cukup lama. Upaya ini cukup sulit mengingat tak banyak perajin batu yang bersedia melakukan pemotongan material batu yang kepadatannya tidak merata seperti kontur batu asli. “Ïni bisa merusak gigi gergaji,” kata Iwan.

Hal ini memaksa tim pemugaran memakai batuan sedimen hasil olahan perajin batu di wilayah Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, yang memiliki kemiripan dengan batu asli. Sedangkan untuk bata merah yang memiliki ukuran ketebalan dan lebar tertentu mengandalkan perajin dari kawasan Trowulan di Mojokerto.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

12 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

22 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

32 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

33 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

36 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

37 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

38 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

46 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

54 hari lalu

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya