Survei: Publik Tak Puas Upaya Pemerintah Atasi Kabut Asap

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 3 November 2015 21:17 WIB

Seorang wanita melihat gedung pemerintah di Putrajaya, Malaysia, gedung tersebut tertutup kabut asap tebal. Malaysia juga sudah mulai menghitung biaya pengobatan yang harus ditanggung warga dan pemerintah Malaysia setiap tahun karena kabut asap dari Indonesia. "Kami sudah menghabiskan terlalu banyak biaya pengobatan, terutama bagi mereka yang punya masalah pernapasan," kata Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi, Wakil Perdana Menteri Malaysia, seperti dilansir The Star, Minggu, 4 Oktober 2015. Malaysia, 6 Oktober 2015. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) mengungkapkan sebagian besar masyarakat tidak puas atas penanganan kebakaran hutan dan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. "Ada 76,5 persen yang masih belum puas dengan penanganan kebakaran hutan dan lahan ini," kata CEO LKP Usman Rachman saat konferensi di Jakarta, Selasa, 3 November 2015.

Hasil survei memaparkan, hanya 15,8 persen yang merasa puas dengan kinerja pemrintah dalam menanggulangi masalah kebakaran hutan. Sebanyak 7,7 persen mengaku tidak tahu.
Kebakaran hutan dianggap sebagai permasalahan tahunan, yang selalu merepotkan, termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pemerintah daerah dianggap lalai dalam melakukan usaha-usaha preventif. Hutan khususnya gambut, menurut Usman, baru diperhatikan saat musim kemarau.

Pemerintah dianggap kurang melibatkan masyarakat lokal dalam mengelola hutan. Padahal, merekalah yang tahu dan menjalankan kearifan lokal serta melestarikan lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga termasuk ke dalam kementerian dengan tingkat kepuasan yang rendah.

Menurut Usman, hal ini karena faktor insidental, yakni kebakaran hutan dan lahan yang cukup parah tahun ini. Dalam grafik hasil survei menteri Siti Nurbaya menempati peringkat ke-4 Kementerian dengan kinerja terburuk sebesar 32,7 persen.

Utuk serapan anggarannya, Kementerian Lingkungan Hidup hanya mampu menyerap sebesar 19,9 persen dan menempati peringkat ke-18 diantara seluruh kabinet dengan serapan anggaran terendah. Di mana target penyerapan seharusnya adalah 26.2 persen dari APBNP 2015.

Survei ini dilakukan pada 24 hingga 29 Oktober 2015 di 34 provinsi. Sample yang diambil sebanyak 784 responden. Metode yang digunakan adalah multi stage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error kurang lebih 3,5 persen. Artinya data yang diambil mencapai keterwakilan 95 persen di lapangan.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya