Dokumen Pansus Asap Dikembalikan ke Pengusul

Reporter

Sabtu, 31 Oktober 2015 10:38 WIB

Ketua DPR, Setya Novanto (tengah) bersama pimpinan DPR lainnya menggelar Sidang Paripurna membahas RAPBN 2016 dengan mengenakan masker di Jakarta, 30 Oktober 2015. Youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat ke IX, Jumat malam, 30 Oktober 2015, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan memutuskan untuk mengembalikan draf pembentukan Panitia Khusus Kebakaran Hutan dan Lahan kepada salah seorang inisiator pansus, Viva Yoga Mauladi.


“Draf maupun dokumentasi dikembalikan ke pihak pengusul dan setelah reses kami bahas lagi,” kata Taufik Kurniawan dalam sidang paripurna DPR di komplek parlemen Senayan, Jumat malam tadi. Mulai pekan depan, DPR akan menggelar reses sampai 13 November mendatang.


Adapun penundaan pembentukan pansus tersebut diputuskan setelah melalui lobi pimpinan fraksi. Sebelumnya, pembahasan pansus ini sempat memanas, sampai-sampai beberapa anggota Dewan silih berganti mengajukan interupsi.


Sebanyak 171 anggota Dewan yang jadi pengusul Pansus Kebakaran Hutan, seorang di antaranya adalah Viva Yoga. Mereka berasal dari sembilan fraksi. Hanya Fraksi Partai Nasdem yang menolak pembentukan pansus ini.


Saat membacakan laporan draf pansus di dalam rapat paripurna, Viva Yoga mengatakan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan telah menghabiskan 3,4 juta hektar lahan. Jumlah korban yang terpapar asap akibat kebakaran hutan diperkirakan mencapai 47 juta jiwa. “Kebakaran hutan tak hanya mengganggu kesehatan dan ekonomi, tetapi juga membuat sistem transportasi menjadi tak menentu,” katanya.


Advertising
Advertising

Usai pembacaan laporan draft pansus tersebut, beberapa anggota Dewan mengajukan interups. Misalnya, Wakil Ketua Fraksi NasDem, Johnny G. Plate mengusulkan agar pembentukan Pansus Kebakaran Hutan dibatalkan. Ia berpendapat, akan lebih baik jika anggota DPR terjun langsung ke daerah pemilihan masing-masing untuk mengecek kondisi daerah yang terdampak bencana asap, ketimbang membentuk pansus.


"Pada saat yang bersamaan, DPR datang dan menarik orang-orang (aparat) yang lagi berperang melawan asap ini, untuk masuk ke ruang sidang ber-AC ngomong soal asap. Mengangkat masalah di lapangan ke diskusi politik, itu yang kami tolak," kata Johnny.


Pendapat senada diutarakan politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Ia meminta agar anggota Dewan ke lapangan memantau perkembangan pemadaman kebakaran lahan dan hutan. "DPR itu enggak perlu ada pansus-pansusan. Buktinya saya selama ini di hutan terus, turun langsung ke lapangan bantu korban asap. Nah, sebentar lagi kan kita reses, daripada bikin Pansus, saya tantang inisiator pansus asap untuk turun ke daerah," ujar Ruhut.


DESTRIANITA KUSUMASTUTI

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

11 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

12 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

13 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

5 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya