Keuntungan Indonesia Jadi Tamu Frankfurt Book Fair  

Reporter

Editor

Rabu, 28 Oktober 2015 00:23 WIB

Pembukaan Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman, 13 oktober 2015. TEMPO/Arif Zulkifli

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman, yang ditutup pekan lalu. Status tamu kehormatan itu membuat penulis dan penerbit Indonesia laris manis, seperti yang dialami penerbit Margin Kiri.


Ronny Agustinus, Direktur Penerbit Margin Kiri, terlihat sibuk-hibuk selama Frankfurt Book Fair. Margin Kiri salah satu penerbit yang ikut berpameran di Paviliun Nasional Indonesia. “Saya baru saja berkumpul makan malam dengan penerbit kiri seluruh dunia, di Cafe Albatross di kawasan Kiesstrasse Bockenheim,” katanya, tatkala ditemui Tempo pada hari kedua Book Fair seperti dimuat Tempo edisi pekan ini.


Margin Kiri dikenal sebagai penerbit buku progresif, menerbitkan buku perubahan sosial dan pemikiran kritis, baik terjemahan maupun karya penulis Indonesia. Buku terbitannya, antara lain, Politik Otentik: Manusia dan Kebebasan dalam Pemikiran Hannah Arendt karya Agus Sudibyo, Manusia Politik: Subyek Radikal dan Politik Emansipasi di Era Kapitalisme Global Menurut Slavoj Sizek karya Robertus Robert, atau Marhaen dan Wong Cilik: Membedah Wacana dan Praktek Nasionalisme bagi Rakyat Kecil dari PNI sampai PDI Perjuangan karya Retor A.W. Kaligis.


Di Cafe Albatross itu, Ronny menceritakan bagaimana penerbit kiri berkenalan dan bertukar pikiran. Kepada Tempo, Ronny memperlihatkan daftar nama penerbit yang setelah itu ingin bertemu khusus dengan Margin Kiri, membicarakan peluang kerja sama. ”Lebih dari 15 penerbit ingin bertemu,” katanya.


Di antaranya, penerbit terkenal seperti Gallimard (Prancis), Nao Editora (Brazil), Between The Lines Books (Toronto), New Vessel Press (Amerika), Modjaji Books (Cape Town, Afrika Selatan), Schavelzon Agencia (Spanyol), Unhrast Verlag (Jerman), dan empat penerbit buku radikal dari Inggris, yakni Zed Books,Verso, Pluto Press, dan New Internationalist. "Efek Indonesia menjadi guest of honour dan memiliki paviliun yang bagus menjadikan orang ingin tahu,” kata Ronny.


Advertising
Advertising

Ia mengakui beberapa penerbit sudah mengarah ke kesepakatan. “Zed Books naksir membeli copyright buku terbitan kami, Kekerasan Budaya Pasca 1965 karya Wijaya Herlambang dan Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam karya dosen filsafat Universitas Indonesia, Saras Dewi.”


Bukan hanya Margin Kiri yang beroleh peluang. Selama tiga hari, dari 14 sampai 18 Oktober di Frankfurt Book Fair, negosiasi terjadi antara sejumlah penerbit Indonesia dan penerbit luar. Ada sekitar 20 penerbit yang membuka stan di Paviliun Nasional, yang terletak di hal 4.0.


Dari penerbit Trubus, Mizan, Gramedia, Kanisius, Rosda Karya, UGM Press, sampai UI Press. Sama dengan Margin Kiri, mereka mengakui dampak Indonesia sebagai tamu kehormatan terhadap kemungkinan penjualan copyright buku mereka cukup signifikan. "Kami sudah menandatangani MoU dengan penerbit Springer Jerman untuk penjualan copyright lima buku kami,” kata Kartini Nurdin, Ketua Pengurus Yayasan Obor. Lima buku itu, antara lain, bertema konflik Maluku, indeks kemandirian desa, dan ensiklopedi suku bangsa Indonesia.



SENO JOKO SUYONO


Berita terkait

Profil Sastrawan Palestina Adania Shibli, Penghargaan Kepadanya Dibatalkan Frankfurt Book Fair 2023

17 Oktober 2023

Profil Sastrawan Palestina Adania Shibli, Penghargaan Kepadanya Dibatalkan Frankfurt Book Fair 2023

Siapa itu Adania Shibli yang novelnya berjudul Minor Detail dibatalkan dari penghargaan Frankfurt Book Fair 2023, bagaimana polemiknya?

Baca Selengkapnya

Seperti Indonesia, Malaysia Juga Batal Ikuti Frankfurt Book Fair karena Panitia pro-Israel

17 Oktober 2023

Seperti Indonesia, Malaysia Juga Batal Ikuti Frankfurt Book Fair karena Panitia pro-Israel

Malaysia menarik diri dari partisipasi dalam Frankfurt Book Fair 2023 karena menilai penyelenggara mengambil sikap pro-Israel

Baca Selengkapnya

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

17 Oktober 2023

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

Simak sejarah IKAPI yang salah satu pelopornya merupakan sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. IKAPI mengecam dan batal hadiri Frankfurt Book Fair 2023

Baca Selengkapnya

Frankfurt Book Fair 2023: Ikapi Kecam Pembatalan Penghargaan untuk Penulis Palestina

17 Oktober 2023

Frankfurt Book Fair 2023: Ikapi Kecam Pembatalan Penghargaan untuk Penulis Palestina

Ikapi tidak ikut Frankfurt Book Fair, apakah alasannya karena pembatalan pemberian penghargaan kepada penulis Palestina?

Baca Selengkapnya

Laksmi Pamuntjak Dukung Indonesia Mundur dari Frankfurt Book Fair 2023

17 Oktober 2023

Laksmi Pamuntjak Dukung Indonesia Mundur dari Frankfurt Book Fair 2023

Sikap Laksmi Pamuntjak dipicu keputusan Frankfurt Book Fair 2023 yang menunda kemenangan novelis asal Palestina, Adania Shibli.

Baca Selengkapnya

Soal Serangan Hamas ke Israel Masuk Urusan Frankfurt Book Fair, Ikapi Batal Ikut

16 Oktober 2023

Soal Serangan Hamas ke Israel Masuk Urusan Frankfurt Book Fair, Ikapi Batal Ikut

Ikatan Penerbit Indonesia atau Ikapi menyatakan membatalkan keikutsertaan dalam Frankfurt Book Fair yang akan dilaksanakan 18-22 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Komik Raden Saleh Dirilis di Frankfurt Book Fair 2019

17 Oktober 2019

Komik Raden Saleh Dirilis di Frankfurt Book Fair 2019

Tahun ini Indonesia menjadi bagian dari 7.450 partisipan Frankfurt Book Fair 2019 dari 104 negara.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Tampilkan 350 Buku Pilihan di Frankfurt Book Fair

8 Oktober 2019

Indonesia Akan Tampilkan 350 Buku Pilihan di Frankfurt Book Fair

Indonesia akan menampilkan 350 judul buku pilihan, 10 penerbit dan tiga agen literasi dan konten kreatif dalam ajang Frankfurt Book Fair (FBF) 2019.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Ramaikan Frankfurt Book Fair Tahun Ini

14 Oktober 2018

Indonesia Kembali Ramaikan Frankfurt Book Fair Tahun Ini

Partisipasi Indonesia pada Frankfurt Book Fair berhasil mencapai puncaknya ketika menjadi Guest of Honor pada 2015.

Baca Selengkapnya

Soal Dana Frankfurt Book Fair, Goenawan Mohamad: Itu Fitnah!  

12 Maret 2017

Soal Dana Frankfurt Book Fair, Goenawan Mohamad: Itu Fitnah!  

Ketua Komite Nasional untuk Frankfurt Book Fair 2015, Goenawan Mohamad, menanggapi pelaporan mantan Mendikbud Anies Baswedan ke KPK.

Baca Selengkapnya