Asing Bantu Pemadaman Asap, BNPB: Hasilnya Tidak Signifikan

Reporter

Kamis, 22 Oktober 2015 15:38 WIB

Sejumlah prajurit Kostrad menyelesaikan pembuatan embung penampung air di lahan gambut bekas kebakaran di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, Riau, 9 Oktober 2015. BNPB melakukan pembangunan embung di lahan gambut yang berisiko kebakaran sebagai penampung air. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional, Willem Rampingilei mengatakan bantuan sejumlah negara asing dalam upaya pemadaman asap dan kebakaran hutan ternyata tidak berdampak signifikan. Singkatnya waktu pemadaman yang dilakukan oleh negara-negara itu membuat upaya pemadaman menjadi tidak maksimal.

"Ada kontribusi, tapi jika dibandingkan dengan apa yang sudah kita lakukan tak terlalu signifikan," kata Willem usai konferensi pers di Kementerian Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kamis, 22 Oktober 2015.

Willem mencontohkan upaya pemadaman yang dilakukan Australia. Negeri Kanguru itu mengirimkan satu unit pesawat dengan kapasitas 5 ribu liter. Menurut Wilem pesawat itu seharusnya bisa melakukan pengeboman air hingga lima kali sehari. Namun, nyatanya Australia membatasi bantuannya hanya selama lima hari. Tim pengebom asal Australia harus kembali karena negara mereka juga mengalami kebakaran hutan.

Hal yang sama juga terjadi dengan tim dari Malaysia. Tim asal negeri jiran itu membantu upaya pengeboman air selama enam bulan. Adapun saat ini yang tersisa adalah satu helikopter berkapasitas 5 ton dari Singapura.

Selain bantuan dari negara-negara itu, Willem mengatakan bahwa pemerintah sudah menyewa sebanyak 19 helikopter dan tiga air traktor. Saat ini pemeintah juga sedang mencari psawat sewa tambahan. "Tapi susah, karena el nino terjadi di mana-mana jadi banyak negara yang sudah menyewa terlebih dahulu."

Pemerintah Indonesia sempat menolak bantuan asing dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan asap di Sumatera dan Kalimantan. Namun belakang pemerintah memutuskan untuk menerima “Agar Singapura dan Malaysia tahu bagaimana sulitnya memadamkan api di sini,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2015. Protes yang dilayangkan ‎kedua negara itu, ia nilai karena mereka tak paham kondisi yang sebenarnya di lapangan.

Selain menerima bantuan dari Singapura dan Malaysia, pemerintah juga menerima bantuan dari Rusia, Cina, dan Australia. Bantuan yang diberikan negara-negara itu adalah berupa pesawat-pesawat yang bisa membawa air untuk water bombing dengan kapasitas hingga 10 ton air.

FAIZ NASHRILLAH



Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya