Ritual Ini Jadi Alasan Para Pendaki ke Gunung Lawu

Reporter

Kamis, 22 Oktober 2015 06:33 WIB

Pendaki yang melakukan ziarah di Gunung Lawu beristirahat setelah dievakuasi oleh tim gabungan SAR di Pos Pendakian Candi Cetho, Jawa Tengah, 21 Oktober 2015. Sebanyak 11 orang pendaki masih bertahan di puncak Gunung Lawu pasca-kebakaran hutan yang menewaskan 7 orang pada Minggu (18/10). ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Magetan - Tradisi ritual saat bulan Muharam atau Suro biasa dilakukan sebagian warga. Tak terkecuali bagi mereka yang melakukan pendakian di Gunung Lawu.

"Dari data yang kami kumpulkan, ada sekitar 50 pendaki yang bertujuan melakukan ritual sejak Sabtu sampai hari ini (Rabu)," kata Staf Humas Perum Perhutani KPH Lawu DS, Eko Susanto, Rabu, 21 Oktober 2015.

Pelaku ritual itu, Eko melanjutkan, melakukan ritual 1 Suro di beberapa titik, di antaranya Sendang Derajat (Pos V), Hargo Dalem (salah satu puncak), dan Hargo Dumilah (salah satu puncak). Adapun teknis ritual yang dilakukan beragam, seperti duduk bersila atau bersemadi, membakar dupa, dan menabur bunga di lokasi yang dikeramatkan.

Tujuan dari ritual, Eko menjelaskan, mayoritas untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Selain itu, mendapatkan ilmu kekebalan, menyerap energi, alam, serta memperoleh keselamatan, kekayaan, dan ketenteraman hidup. "Rata-rata untuk kebutuhan diri pribadi pelaku ritual," ucapnya kepada Tempo.

Meski demikian, ia mengatakan, tidak jarang pendaki memiliki tujuan untuk menikmati keindahan alam ketika naik gunung. Hal ini untuk meningkatkan rasa syukur mereka terhadap karunia yang telah diciptakan Tuhan di muka bumi. "Juga ada yang hanya ingin tahu ramainya Gunung Lawu saat bulan Suro," ujar Eko.

Kepala Kepolisian Resor Magetan Ajun Komisaris Besar Johanson Ronald Simamora mengatakan kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu yang terjadi selama beberapa waktu terakhir mengakibatkan animo pendaki menurun drastis. Sebab, Perum Perhutani dan pihak terkait lainnya sepakat melakukan penutupan jalur pendakian melalui Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. "Sejak Jumat lalu sudah ditutup. Pendaki naik melalui Cemoro Kandang, Karanganyar, Jawa Tengah," tutur Johanson.

Namun, setelah kebakaran hutan yang mengakibatkan tujuh pendaki tewas dan dua luka-luka pada Ahad lalu, dua akses masuk ke puncak Lawu itu ditutup. Petugas gabungan dari kepolisian, Tentara Nasional Angkatan Darat, Badan Search and Rescue Nasional, Perum Perhutani, serta warga berfokus memadamkan api. "Sampai sore ini, titik pemadaman di sekitar Pos I Cemoro Sewu. Petugas membuat ilaran di sana," kata Johanson.

NOFIKA DIAN NUGROHO




Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

49 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

54 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya