Begini Cara Sekolah-sekolah di Jambi Atasi Kabut Asap  

Reporter

Rabu, 21 Oktober 2015 10:55 WIB

Dua pelajar `selfie` dengan latar Jembatan Kahayan yang masih diselimuti asap pekat, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menemukan bahwa dari Januari hingga September 2015, ada 16.334 titik panas (berdasarkan LAPAN) atau 24.086 (berdasarkan NASA FIRM) yang tersebar di lima provinsi yaitu Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan Riau. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jambi -- Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Jambi, Abukabar mengatakan setiap sekolah di Kota Jambi diminta menyediakan obat-obatan untuk mengantisipasi para murid yang sakit akibat kabut asap.

"Memang di setiap sekolah sudah ada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) antisipasi jika terjadi para murid mengalami sakit saat belajar, tapi dengan kondisi kabut asap kami juga telah menekankan sekolah-sekolah menyediakan obat yang dapat mengobati penderita akibat pengeruh kabut asap," katanya kepada Tempo, Selasa, 20 Oktober 2015.

Abubakar menuturkan, kabut asap dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, misalnya mengalami sesak napas, sakit kepala, batuk dan flu. "Makanya kami minta setiap sekolah menyediakan obat-obatan berkaitan dengan berbagai jenis penyakit tersebut dibeli dengan dana operasional sekolah dan BOS," ujarnya.

Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Kota Jambi, Boy Surau mengatakan pihaknya telah menyediakan berbagai jenis obat-obatan. Menurut dia, sejak kabut asap menyelimuti Kota Jambi selama tiga bulan terakhir, sudah beberapa orang murid terjangkit batuk, pusing dan flu. "Kami beri obat yang ada tersedia di UKS," kata Boy.

Jenis obat yang disediakan di UKS sekolahnya itu, hanya jenis obat biasa dijual umum atau jenis obat generik. "Pemberian obat-obatan ini kami lakukan sebagai bentuk upaya penanggulangan dini. Jika memang penyakit diderita para murid berlanjut, maka kita anjurkan para orang tua mereka membawa anaknya untuk diperiksa dokter," tuturnya.

Sementara itu, Koalisi Jambi Peduli Asap, telah nendirikan tenda di depan kantor Gubernur Jambi, sebagai tempat berobat gratis bagi penderita sakit akibat kabut asap.

Direktur Perkumpulan Hijau Jambi, Ferry Irawan, salah seorang anggota Koalosi Jambi Peduli Asap, menjelaskan posko ini juga sebagai tempat unntuk menerima pengaduan warga masyarakat soal dampak kabut asap.

"Kami melakukan ini atas inìsiatif dan rasa empati kami dengan penderitaan warga Jambi akibat kabut asap yang sudah sangat memprihatinkan. Kami akan bekerjasama dengan para dokter yang ada untuk memberikan pelayanan berobat gratis," kata Ferry.

Koalisi Jambi Peduli Asap beranggotakan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat dan aktivis mahasiswa, antara lain misalnya dari Komunitas Konservasi Indonesia Warsi, Perkumpilan Hijau Jambi, AGRA, dan Beranda Pertemuan Jambi. Sebelunmya Koalisi ini juga telah mengirim dokter untuk membantu warga di sekitar kawasan hutan dan lahan yabg terbakar, yakni di Desa Arang Arang, Kabupaten Muarojambi.

SYAIPUL BAKHORI

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Masih Pekat, Masa Belajar Daring di Kota Jambi Diperpanjang

5 Oktober 2023

Kabut Asap Masih Pekat, Masa Belajar Daring di Kota Jambi Diperpanjang

Kondisi kabut asap itu dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan siswa.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Jembatan Gentala Arasy Destinasi Wisata Jambi yang Wajib Dikunjungi, Ini Keunikannya

17 September 2023

Jembatan Gentala Arasy Destinasi Wisata Jambi yang Wajib Dikunjungi, Ini Keunikannya

Saat ke Kota Jambi, terdapat salah satu jembatan wajib dikunjungi sebagai destinasi wisata yang bernama Jembatan Gentala Arasy. Ini istmewanya.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya