Majukan Indonesia Timur, Ini Rencana Menteri Saleh Husin
Editor
Elik Susanto
Selasa, 20 Oktober 2015 21:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur, Kementerian Perindustrian mengembangkan klaster industri. Sasarannya 12 provinsi, yang selama ini dianggap memiliki potensi besar dalam bidang ekonomi.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan pendekatan baru ini diharapkan mendorong kawasan itu mengimbangi geliat ekonomi wilayah barat. “Strategi klasterisasi itu untuk memacu industri kreatif dan industri berbasis potensi sumber daya alam," kata Saleh dalam siaran persnya, Selasa, 20 Oktober 2015.
Dia mengatakan itu usai meresmikan pembukaan Pameran Cahaya Timur Indonesia III di Kementerian Perindustrian, Jakarta. Sumber daya alam tersedbut bukan hanya menghasilkan komoditas bahan mentah, tapi juga industri barang jadi.
Pengembangan klaster industri didukung dengan semakin mantapnya struktur industri domestik dengan infrastruktur yang terintegrasi. Integrasi itu khususnya infrastruktur jalan dan perhubungan, baik laut maupun udara serta pasokan energi.
Strategi ini, kata Saleh, juga sejalan dengan paket kebijakan ekonomi yang digulirkan, di antaranya kebijakan harga energi gas serta listrik yang diharapkan merangsang investasi dan pemberian kredit. Kredit usaha itu terutama untuk UKM yang mempunyai kegiatan ekspor.
Saleh mengatakan bentangan kawasan timur yang luas menyimpan kekayaan sumber daya alam dan pesona wisata. Keragaman budayanya juga menarik untuk pengembangan industri kreatif. "Tetapi industri kreatif tidak berhenti pada yang sudah ada. Diperlukan inovasi mengolah bahan baku kerajinan dari alam dan penguatan juga SDM,” kata Saleh. Dia menyakini kreativitas pelaku usaha IKM di Indonesia timur mampu menciptakan modifikasi-modifikasi baru.
Menurut dia, potensi kawasan Indonesia di bagian timur memiliki beberapa produk unggulan seperti tenun, aksesoris, sutra, mutiara, kerajinan kerang, kayu ukir, serta beraneka ragam produk olahan ikan.Teknologi informasi, seperti internet, juga dapat dimanfaatkan untuk inovasi desain dan pemasaran daring atau online.
Pada 2013 Produk Domestik Bruto IKM mampu memberikan kontribusi sebesar 34 persen terhadap PDB industri, dengan rasio IKM 60 persen di pulau Jawa dan 40 persen di luar pulau Jawa. Saat ini kawasan timur Indonesia dapat memberikan kontribusi sebesar 18,6 persen dengan percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah pada tahun 2019 sekitar rata-rata 7,5 persen.
Strategi klaster ini, menurut Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah, juga dibarengi dengan pengembangan One Village One Product (OVOP). Kementerian ini akan melakukan penguatan kelembagaan, restrukturisasi mesin peralatan, penguatan keterkaitan denganpara stakeholder, serta promosi pemasaran.
“Pameran ini merupakan salah satu upaya Kemenperin memfasilitasi, mengangkat dan mempromosikan produk-produk unggulan khas daerah, khususnya bagi produk IKM di Indonesiatimur,” kata Euis. Pameran berlangsung pada dari Selasa hingga Jumat, 20-23 Oktober 2015 dan terbuka untuk umum.
AMIRULLAH