Kebakaran Gunung Lawu, Keluarga Sempat Tak Izinkan Naik  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 19 Oktober 2015 14:37 WIB

Petugas meminta keterangan para pendaki yang selamat dari peristiwa kebakaran di jalur pendakian Gunung Lawu saat tiba di Pos Pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur, 18 Oktober 2015. BNPB mengatakan kebakaran hutan terjadi akibat perapian/api unggun dari pendaki gunung yang ditinggal dan belum dipadamkan. ANTARA/Siswowidodo

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan di Lereng Gunung Lawu kawasan Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang mengakibatkan tujuh pendaki tewas dan dua lain mengalami luka-luka membawa duka mendalam bagi keluarga korban.

Agung Bayu, 29 tahun, keponakan salah satu korban tewas akibat terpanggang, Sumarwan, 48 tahun, warga Ngawi, mengatakan musibah itu membuatnya kehilangan tiga anggota keluarganya.

Tiga anggota keluarga Agung yang tewas dalam peristiwa itu adalah Sumarwan; Rita Septi Hurika, 21 tahun, keponakan Sumarwan; dan Nanang Setia Utama, 16 tahun, anak Sumarwan. Selain itu, dua anggota keluarganya, yaitu Eko Nurhadi, 35 tahun, keponakan Sumarwan; dan Novi Dwi Isti Wanti, 15 tahun, anak kandung Sumarwan, mengalami luka bakar cukup serius dan kini sedang menjalani perawatan masing-masing di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, Surabaya, dan RSUD dr Moewardi, Solo.

Agung lantas mengenang kepergian rombongan keluarga itu ke Gunung Lawu. Sumarwan bersama anak, keponakan, dan pacar keponakannya, Awang Feri Frandika, 25 tahun, berangkat dari Ngawi dengan mengendarai tiga sepeda motor, Sabtu pagi, 17 Oktober 2015. "Sebelum mereka berangkat, ibu Rita sempat memperingatkan anaknya agar tidak jadi naik Gunung Lawu," ucap Agung.

Peringatan tersebut diberikan karena Rita mempunyai penyakit maag yang dikhawatirkan kambuh saat mendaki gunung yang cuacanya dingin. Namun Rita nekat ikut berangkat bersama rombongan yang dipimpin pamannya. "Ibunya Rita dan ibunya Nanang masih syok," ujar Agung.

Hetik Mardiati, 58 tahun, anggota keluarga Sumarwan yang lain, menuturkan pendakian yang dilakukan kerabatnya itu untuk menikmati tradisi bulan Muharram. Pada bulan yang juga disebut Suro dalam tradisi Jawa itu, Gunung Lawu banyak didatangi orang dengan beragam tujuan, antara lain ritual semedi. "Mereka pengin lihat saja, karena saat Suro selalu ramai," ucap Hetik.

Namun nasib apes menimpa mereka setelah mencapai puncak. Saat perjalanan turun dan tiba di jalur pendakian antara pos III dan IV yang masuk kawasan Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Magetan, api berkobar dan membakar ilalang di tepi akses jalan, Minggu, 18 Oktober 2015

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

20 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

46 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

50 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

51 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

55 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya