Wagub Deddy Mizwar Minta Warga Jabar Waspadai Hujan Ekstrim
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Jumat, 9 Oktober 2015 03:59 WIB
TEMPO.CO , Bandung: Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta semua daerah bersiap menghadapi musim hujan. “Mestinya kalau panasnya ekstrim, hujannya akan esktrim juga,” kata dia di Bandung, Kamis, 8 Oktober 2015.
Deddy mencontohkan hujan deras disertai angin kencang yang menimpa Bandung pada Rabu, 7 Oktober 2015. “Hujannya gede banget, gimana kalau lama? Kemarin saja berapa banyak pohon tumbang, kalau lama kaya apa? Itu baru Kota Bandung, tempat lain bagaimana? Longsor kaya apa yang akan terjadi,” tuturnya.
Menurut Deddy, daerah yang sudah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) relatif lebih siap menghadapi bencana alam. “BPBD penting untuk mengantisipasi sebelum kejadian, pengurangan resiko bencana bisa dilakukan. Kalau gak ada, gimana caranya?” kata dia.
Baca juga:
Narkoba, Kapolda Tito: Jakarta Market Utama di Asia Tenggara
Atasi Bencana Asap, Indonesia Gandeng 5 Negara Ini
Deddy mengatakan, ada sejumlah daerah yang belum memiliki BPPD hingga saat ini. “Pasti lebih sulit kalau tidak punya BPBD. Pertama, bagaimana pengurangan resiko bencana kalau tidak ada badan yang bertanggungjawab. Kedua, kalau ada bantuan siapa yang nerima,” kata dia.
Menurut Deddy, tidak ada daerah di Jawa Barat yang aman dari bencana. “Daerah mana yang aman di Jawa Barat ini, semuanya punya potensi (bencana) sebetulnya,” kata dia.
Selanjutnya...
<!--more-->
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jawa Barat Budiman mengatakan, ada lima kabupaten/kota yang belum memiliki BPBD yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Cirebon, Subang, danPurwakarta. “Sudah bertahun-tahun meminta agar segera membentuk BPBD,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Oktober 2015.
Budiman mengatakan, penanganan bencana untuk daerah yang belum memiliki BPBD dilakukan oleh Satuan Pelaksana, lembaga ad-hoc yang dibentuk dadakan. “Kalau tidak ada BPBD akan menyulitkan kami membantu, termasuk BNPB juga akan kagok karena urusan pertanggungjawabn anggaran,” kata dia.
Menurut Budiman, BPBD bekerja tidak sebatas bertugas menangani bencana ketika sudah terjadi tapi juga menyiapkan mitigasinya. “Penataan ruang itu kadang menjadi sebab tejradinya bencana. Dalam perencanaan BPBD bisa dilibatkan untuk ikut mengkaji dari kemungkinan terjadi bencana,” kata dia.
Baca juga:
Mengharukan, Gadis Ini Peluk Ayahnya di Tengah Upacara
Aktris Asia yang Hadiri Peragaan Busana Chanel di PFW 2015
Budiman mengatakan, antisipasi bencana justru dilakukan sebelum bencana terjadi. BPBD misalnya, bisa mengkoordinasikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan perbaikan infrastruktur sebelum terjadi bencana. Di Kota Bandung misalnya, BPBD bisa membantu menyiapkan prioritas untuk membenahi infrastruktur untuk mengantisipasi banjir cileuncang. “Walaupun banjir cileuncang, siapa yang mau rumahnya kebanjiran?” kata dia.
Mengahadapi masuknya musim hujan ini, BPBD Jawa Barat sudah meminta semua daerah mengecek lokasi yang rawan bencana. Dia mencontohkan, BPBD di sejumlah daerah yang menyimpan potensi longsor diminta memeriksa titik-titik rawan longsor di tempat masing-masing. “Kalau kemarau panjang itu tanah pada belah, retak-retak. Itu harus segera diantisipasi. Kalau ada bukit-bukti yang dianggap rawan sudah retak-retak segera ditutup mumpung belum musim hujan,” kata Budiman.
Selanjutnya...
<!--more-->
Menurut Budiman, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Jawa Barat baru memasuki musim hujan pada November-Desember. “Sekarang masih kemarauh, tapi satu dau sudah mulai muncul huijan,” kata dia. Laporan bencana yang diterima BPBD Jawa Barat saat ini masih didominasi bencana kekeringan.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas 1 Bandung Muhammad Iid mengatakan, saat ini baru wilayah Jawa Barat di bagian tengah dan selatan yang masuk peralihan menuju musim hujan. “Peralihan ini perubahan dari musim kemarau ke musim hujan. Awal musim hujan sendiri karena kemarau ada fenomena El-Nino berakibat mundurnya awal musim hujan,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Oktober 2015.
Iid mengatakan, daerah yang mengalami masa peralihan musim ini diminta untuk mewaspadai perubahan pola cuaca yang ekstrim. Dia mencontohkan, hujan deras diikuti angin kencang yang dialami Kota Bandung kemarin, Rabu, 7 Oktober 2015.
Simak juga:
Tragedi Bocah Dibunuh dalam Kardus, Sang Ibu Jatuh Sakit
Alasan Google Beli Domain abcdefghijklmnopqrstuvwxyz.com
Catatan BMKG hujan di Kota Bandung dan sekitarnya pada Rabu, 7 Oktober 2015, tergolong ekstrim. Curah hujan maksimal 32,9 milimeter dalam setengah jam, di atas hujan kategori ekstrim yang batasnya 20 milimeter per jam. Lalu angin kencang tercatat 29 knott; angin normal berkisar 10 knott sementara angin ekstrim itu di atas 25 knott.
Iid mengatakan, selama peralihan musim tersebut berpotensi terjadinya pola cuaca ekstrim tersebut. “Pada umummya ada kejadian-kejadian y ang memungkinkan cuaca ekstrim, tapi tidak terus-menerus,” kata dia.
Menghadapi potensi hujan lebat dan angin kencang tersebut, Iid meminta pemeirntah daerah setempat memeriksa pepohonan di seputar faslitas publik khawatir ada yang sudah rapuh sehingga berpotensi roboh saat hujan. “Seperti di tempat parkir dan jalan. Namanya bencana, tidak bisa kita hindari tapi bisa diminimalisir dampak kerugiannya,” kata dia.
AHMAD FIKRI