Polisi Lepas Warga Batang & Aktivis Greenpeace Penolak PLTU

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 6 Oktober 2015 08:39 WIB

Warga Batang bersama aktivis Greenpeace berdoa saat menggelar aksi unjuk rasa di seberang Istana Merdeka, Jakarta, 5 Oktober 2015. Proyek PLTU Batang dimulai pada 2011 lalu dan tender dimenangkan oleh PT Bhimasena Power Indonesia dengan tiga anak perusahaan, yaitu PT Adaro asal Indonesia dan dua perusahaan asal Jepang, yaitu PT Jpower dan PT Itochu. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga Batang, Jawa Tengah, dan sejumlah aktivis pembela lingkungan, Greenpeace, yang ditangkap petugas Kepolisian Resor Jakarta Pusat tadi malam telah dilepaskan. Menurut Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo, mereka yang ditangkap hanya didata dan dimintai keterangan.

"Kami lakukan identifikasi dan pemeriksaan, lalu dipulangkan sekitar pukul 22.00," kata Hendro saat dihubungi, Selasa, 6 Oktober 2015.

Menurut Hendro, warga dan aktivis Greenpeace ditangkap lantaran aksi protes mereka terkait dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di depan Istana Merdeka melewati batas waktu yang telah ditentukan. "Seharusnya selesai pukul 18.00. Namun sampai pukul 19.30 belum bubar juga," ujar Hendro.

Pada Senin kemarin, sejumlah warga Batang dan aktivis Greenpeace menggelar aksi menolak pembangunan PLTU Batu Bara Batang di depan Istana Negara sejak pukul 11.00. Mereka ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyuarakan pembatalan megaproyek yang dianggap akan menghancurkan kawasan konservasi laut dan lahan pertanian itu.

"Warga menolak menjual tanahnya karena tidak ingin lahan pertanian dan kawasan laut mereka tercemar," tutur pemimpin Tim Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Arif Fianto.

Akan tetapi, hingga pukul 18.00, sekitar 50 orang yang tergabung dalam aksi tersebut belum berhasil menemui Presiden Jokowi sehingga mereka terus bertahan dan melanjutkan aksi. "Warga berharap Presiden Jokowi mau menemui mereka. Namun sampai malam tidak ada respons dari pihak Istana terhadap tuntutan warga," ucap Arif.

Akhirnya, pada sekitar pukul 19.00, satu kompi aparat kepolisian yang berjumlah sekitar 160 personel bertindak dengan mengamankan 43 warga Batang dan juga para aktivis. Beberapa warga pun terpaksa digotong dan diseret oleh pihak kepolisian. "Akhirnya diangkut oleh petugas ke Polres Jakarta Pusat," kata Kapolres Hendro. Setelah didata, warga dipulangkan.

Aksi tersebut merupakan unjuk rasa ke-31 yang dilakukan warga Batang untuk menolak rencana pembangunan PLTU Batu Bara di Batang. Menurut Arif, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pelaksana proyek kembali gagal memenuhi tenggat waktu financial closing. "Pada 6 Oktober 2015 ini, mereka sudah keempat kalinya gagal. Harusnya ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintah untuk membatalkan rencana pembangunan tersebut," ujar Arif.

Menurut dia, masih ada sekitar 10 persen lahan yang belum dibebaskan PT BPI karena warga menolak menjual tanahnya. "Ini akan terus dipertahankan oleh warga sampai kapan pun," ucap Arif.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

19 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

3 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

3 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

7 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

7 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

7 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

8 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

14 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya