Percepat Cari Korban Mina, Pemerintah Bentuk Tiga Tim

Reporter

Rabu, 30 September 2015 10:27 WIB

Seorang Jemaah Haji Asal Serang Wafat di Mina

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Daerah Kerja Mekah Arsyad Hidayat mengatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membentuk tiga tim untuk menelusuri para korban akibat tragedi Mina yang terjadi Kamis, 24 September 2015. "Untuk mempercepat penelusuran korban," kata Arsyad dalam keterangan pers, Rabu, 30 September 2015.

Kelompok pertama adalah tim pencari data. Mereka mencari tahu jumlah jemaah haji yang belum kembali ke kloternya sejak peristiwa Mina. “Hari ini secara intensif kami keliling ke beberapa kloter dan alhamdulillah mendapatkan laporan-laporan baru terkait jemaah yang belum kembali," kata Arsyad.

Kelompok kedua adalah tim yang memantau korban di beberapa rumah sakit di Arab Saudi. Tim ini mencari data jemaah Indonesia di RS Mina Al Wadi, RS Mina Al Jisr, RS Zahir, RS Syisyah, dan RS Militer di Awali. Selain itu, penelusuran juga dilakukan di rumah sakit di luar Kota Mekah, seperti di RS Garda Nasional yang berlokasi di Jedah dan RS Hada yang berada di Thaif.

Kelompok ketiga adalah tim identifikasi jenazah di Majma’ Ath-Thawari Bil Mu'aishim. Menurut Arsyad, ada dua pola yang digunakan dalam mengidentifikasi jenazah. Pola pertama adalah dengan identifikasi melalui file-file yang berisi data pelengkap jemaah berupa gelang, tas, syal, Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji, kartu petunjuk bis, kartu petunjuk hotel, dan lainnya. “Jika dari pola itu ditemukan identitas korban, maka akan mempermudah identifikasi jenazah korban," katanya.

Sebaliknya, bila tidak ada tanda petunjuk identitas atau data pelengkap jenazah, identifikasi pola pertama dilakukan dengan mengkonfirmasi jenazah melalui ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu dan keluarga jenazah di kloter tersebut.

Pola identifikasi kedua, PPIH bekerja sama dengan divisi Disaster Victim Identification Arab Saudi untuk mendapatkan data-data sidik jari jemaah haji Indonesia yang sudah diambil ketika tiba di Bandara Arab Saudi. Pola ini dilakukan sehubungan dengan mulai terjadinya perubahan fisik, khususnya muka dari jenazah setelah lima hari sejak peristiwa tragedi Mina sehingga mempersulit proses identifikasi. "Semoga penggunaan sidik jari akan mempermudah dan mempercepat proses identifikasi," katanya.

Sampai saat ini, kata Arsyad, ada penambahan jumlah korban jemaah Indonesia yang wafat karena tragedi Mina. "Hingga 30 September pukul 02.00 waktu Arab Saudi, jemaah haji Indonesia yang wafat bertambah dari sebelumnya 46 orang menjadi 57 orang," katanya. Para korban meninggal terdiri atas 53 jemaah haji dan empat warga negara Indonesia yang bermukim di Arab Saudi.

Arsyad pun melaporkan ada pengurangan jumlah jemaah yang belum kembali ke kloternya masing-masing. "Dari data awal, dilaporkan sebanyak 89 orang, saat ini menjadi 78 orang," katanya.

Arysad dan tim mengaku akan terus berupaya mencari jemaah haji yang masih belum ditemukan. "Kami akan kabarkan kepada keluarga dan kerabat serta masyarakat Indonesia sesegera mungkin," katanya.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

6 hari lalu

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

7 hari lalu

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

Tim ini dibentuk sebagai upaya Kemenag dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi besar yang terdapat dalam zakat dan wakaf.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

18 hari lalu

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengucapkan selamat Idul Fitri 1445 H. Ia menyinggung tentang toleransi.

Baca Selengkapnya

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

19 hari lalu

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

Menentukan 1 syawal Idul Fitri atau lebaran terdapat metode hisab dan rukyatul hilal. Apa perbedaan kedua sistem itu?

Baca Selengkapnya

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

19 hari lalu

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

20 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

24 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

28 hari lalu

Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

Kemenag mewajibkan calon pengantin ikut bimbingan perkawinan. Jika tidak, pengantin tak bisa mencetak buku nikah.

Baca Selengkapnya

Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

37 hari lalu

Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

Tercapai tiga rekomendasi yang disepakati 13 PTKH.

Baca Selengkapnya

Ditjen Bimas Hindu Bahas Juknis Pelaksanaan Pendidikan Widyalaya

38 hari lalu

Ditjen Bimas Hindu Bahas Juknis Pelaksanaan Pendidikan Widyalaya

Ditjen Bimas Hindu berupaya menyelesaikan 13 regulasi turunan dari Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pendidikan Widyalaya.

Baca Selengkapnya