TEMPO.CO , Kendari: Setelah enam hari menghilang ditelan ombak, La Mado, 70 tahun, warga warga Lemo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya ditemukan tak bernyawa. Tubuh nelayan itu ditemukan dengan kondisi sudah membengkak dan mengeluarkan bau tak sedap.
Mayat nelayan lanjut usia itu ditemukan mengapung di pesisir pantai Lemo Kecamatan Kulisusu, Minggu siang, 27 September 2015. "Ya sudah ditemukan, tapi sudah tidak bernyawa. Korban ini terbawah arus laut sejak Senin, 21 September 2015," kata Kepala Kepolisian Sektor Kulisusu, Ajun Komisaris Irwan Tahir.
Berdasarkan pengakuan ponakan korban Wahid (40), saat tengah melaut pada Senin lalu, korban memasang perangkap ikan sambil melilitkan tali perahu di tangannya. Saat tengah mengerjakan perangkap ikan itulah tiba-tiba saja tali sampan yang dipegang La Mado terlepas. Sehingga sampan terbawa arus
La Mado pun berusaha berenang mengejar sampan tersebut. Namun karena arus laut cukup deras, korban yang berusaha mengejar sampan pun kelelahan dan langsung tenggelam. Padahal sebelum kejadian, korban sudah diingatkan oleh Wahid agar tidak mengejar sampan itu karena arus cukup kuat.
Namun, peringatan Wahid tidak dihiraukan. la Mado tetap ngotot untuk mendapatkan kembali perahunya. "Kemungkinan penyebab kematian korban karena kelelahan. Padahal menurut pengakuan warga setempat, kalau korban ini sebenarnya jago berenang," ucap Irwan.
Sebetulnya pihak kepolisian sudah berkordinasi dengan Badan SAR Nasional untuk melakukan visum demi mengetahui motif di balik kematian korban. Tapi, pihak keluarga mendiang La Mado meminta supaya korban cepat dikubur, karena kondisi mayat sudah membengkak.
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
6 hari lalu
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.